Saatnya Mengakhiri Siri

Namun, adil dikatakan bahwa Apple bahkan Alexa milik Amazon punya daya tarik budaya yang tak pernah dimiliki Asisten Google. Tak jarang kita dengar nama Siri atau Alexa di film atau acara TV; mereka jauh lebih dikenali dibanding asisten suara Google yang namanya generik. Mungkin ini alasan Amazon mempertahankan merek Alexa dan hanya menambahkan ikon "+" untuk menandai versi Alexa yang ditingkatkan dengan model bahasa besar terbaru—dan bisa jadi kenapa Apple masih bertahan dengan Siri.

Foto: Julian Chokkattu

Ini mungkin biasa saja jika Apple benar-benar menepati janji dan merilis Siri yang lebih baik seperti yang dijanjikan. Dengan promosi besar-besaran untuk membangun kesadaran soal Apple Intelligence (mungkin keputusan yang disesali), ini bisa jadi kesempatan emas memukau pengguna dengan Siri yang jauh lebih canggih. Namun berbulan-bulan kemudian, pelanggan masih bertanya-tanya kenapa Siri—dengan tampilan baru sekalipun—tetap ketinggalan.

Masalah yang lebih luas bukan cuma soal merek, tapi antarmuka pengguna. Harrison membandingkannya dengan era komputasi baris perintah dan peralihan ke antarmuka grafis (GUI) di tahun 80-an dan 90-an. Bukan grafisnya yang membuat GUI lebih populer, tapi kemudahan eksplorasi dan penemuan fitur. Di era baris perintah, kita harus ingat semua perintah. Dengan GUI, siapapun bisa langsung paham cara mengoperasikan sistem.

Jika Anda meletakkan seseorang di depan ChatGPT atau Gemini, bilang itu alat hebat, dan suruh mereka bertanya apapun, mereka hanya akan menatap kosong pada kursor yang berkedip. "Seperti kita mundur 30 tahun dalam desain antarmuka. Mereka tak tahu harus ngapain atau ngomong apa." Harrison mengaku melakukan eksperimen ini pada orang tuanya: Mereka bertanya tentang cuaca besok, dan AI menjawab tak punya informasi itu.

MEMBACA  Jawaban dan Petunjuk Wordle Hari Ini: 22 September 2025

"Kita mundur dalam hal penemuan fitur," katanya. "Orang biasa, bukan kalangan teknis, yang selama 10 tahun cuma pakai Siri buat timer, sekarang harus memikirkannya dengan cara yang berbeda—itu masalah sangat sulit. Mungkin perlu rebranding aplikasinya."

Mengucapkan selamat tinggal pada Siri akan jadi langkah besar bagi Apple—bagaimanapun, mereka telah menginvestasikan lebih dari satu dekade. Tapi kebanyakan orang masih memakainya buat putar musik, cek cuaca, dan timer, bahkan tidak mencoba fitur yang sudah ada. Sulit membayangkan ini berubah dalam waktu dekat, meski generasi berikutnya Siri datang dengan fitur baru.

"Bagi 99% penduduk dunia, revolusi AI jenis ini sama sekali tak mereka pahami," kata Harrison. Seperti transisi 10 tahun dari baris perintah ke GUI, mengubah cara kita pakai asisten suara butuh waktu dan edukasi—tapi mungkin nama baru bisa bantu Apple lakukan transisi ini.