ThinkBook Plus Rollable tidak sepenuhnya tentang performanya, meskipun Lenovo membuat pilihan bagus dengan menggunakan Intel Core Ultra 258V. Atau begitulah yang saya pikir. Chip ini efisien dan memberikan performa yang solid, tetapi yang lebih penting, biasanya ia menjanjikan daya tahan baterai yang hebat. Sayangnya, hal tersebut tidak berlaku pada ThinkBook ini.
Lenovo melakukan beberapa penyesuaian agar ThinkBook Plus Rollable bisa lebih tahan lama secara baterai saat pertama kali digunakan. Secara default, HDR dimatikan dan refresh rate disetel ke 60 Hz, bukan 120 Hz. Pengaturan daya juga diatur ke mode Best Power Efficiency saat menggunakan baterai, alih-alih Balanced. Bukan berarti pengaturan itu buruk, tetapi hal itu agak memengaruhi hasil tes ketahanan baterai jika dibandingkan dengan laptop lain. Dengan pengaturan normal yang saya gunakan untuk testing, ThinkBook Plus Rollable bertahan sekitar 10 jam untuk pemutaran video lokal dan jauh lebih singkat dalam penggunaan aplikasi dan tugas sehari-hari. Kamu bisa menambah beberapa jam dengan menurunkan pengaturan, tapi hal itu sebenarnya berlaku untuk hampir semua laptop.
Foto: Luke Larsen
Performa yang diberikan sesuai dengan ekspektasi untuk chip jenis ini. Memang tidak secepat Apple M4, baik dalam performa single-core maupun multi-core, tapi itu bukan kesalahan Lenovo. Salah satu keunggulan chip Intel ini adalah performa grafis integrasinya, dan di sini ThinkBook Plus Rollable memberikan hasil yang diharapkan, memungkinkanmu memainkan game tingkat sedang seperti Fortnite atau Marvel Rivals pada frame rate yang lumayan, asalkan kamu menurunkan setingan grafis ke Medium dan menggunakan upscaling bila perlu.
Hanya ada satu konfigurasi yang tersedia, dan kebetulan itu adalah model yang sudah diunggulkan, dengan RAM 32 GB dan penyimpanan 1 TB. Itu bagus, tetapi hal itu juga sebagian yang membuat laptop ini sangat mahal. Untuk tujuan penggunaan mesin ini, yaitu pekerjaan dasar dan multitasking, RAM 32 GB sebenarnya tidak diperlukan.
Lenovo paham hanya ada satu alasan seseorang membeli laptop seperti ini: untuk kesenangan. Ia memiliki daya tarik gadget yang keren dan geek, yang jarang ditemui pada perangkat teknologi modern sekarang. Beli produk ini, dan kamu akan ingin memamerkan transformasinya hanya untuk melihat ekspresi orang lain. Dan begitu kegembiraan awal itu berlalu, kamu masih akan memiliki laptop yang premium dan sangat berguna. Itulah yang membedakan gimik dari inovasi sejati.