Rencana Starlink Luncurkan 42 Ribu Satelit ke Luar Angkasa Bisa Berdampak Buruk bagi Lapisan Ozon

Satelit seperti yang dipakai untuk layanan internet Starlink bisa merusak lapisan ozon Bumi saat mereka jatuh dari orbit, menurut studi yang didanai NASA dan diterbitkan di Geophysical Research Letters pada Juni 2024.

Ketika satelit Starlink mencapai akhir masa pakainya, mereka terbakar di atmosfer dan meninggalkan partikel kecil aluminium oksida. Partikel ini turun ke lapisan ozon, yang menyerap radiasi ultraviolet berbahaya. Peneliti dari University of Southern California menemukan bahwa jumlah oksida ini meningkat delapan kali lipat dari 2016 sampai 2022.

Tidak semua disebabkan oleh Starlink—perusahaan ini baru meluncurkan satelit pertamanya pada Mei 2019—tapi saat ini mereka memiliki armada terbesar. Dari sekitar 10.000 objek aktif di orbit rendah Bumi, lebih dari 7.750 milik Starlink, menurut data yang dikumpilkan Jonathan McDowell, astrofisikawan yang melacak peluncuran satelit. Perusahaan ini sudah dapat izin untuk meluncurkan 12.000 satelit lagi dan berencana menambah hingga 42.000 di masa depan, menurut Space.com.

Satelit ini dirancang untuk bertahan sekitar lima tahun. Satelit seberat 550 pon akan melepaskan sekitar 66 pon nanopartikel aluminium oksida saat masuk kembali ke atmosfer. Satelit Starlink semakin berat, dengan versi terbaru berbobot sekitar 2.760 pon.

Aluminium ini akan dilepaskan pada ketinggian 30–50 mil di atas permukaan Bumi, lalu melayang turun ke lapisan ozon dalam sekitar 30 tahun. Efeknya sudah terlihat—pembakaran satelit di 2022 meningkatkan kadar aluminium di atmosfer 29,5% di atas tingkat alami—tapi peneliti memperingatkan bahwa ini baru awal.

"Ini terutama jadi masalah untuk ribuan satelit yang akan diluncurkan di masa depan," kata Joseph Wang, salah satu penulis studi, kepada CNET. "Kami memproyeksikan kelebihan tahunan lebih dari 640% di atas tingkat alami. Berdasarkan itu, kami sangat khawatir."

Tidak seperti zat perusak ozon lain, partikel aluminium oksida tidak habis dalam prosesnya. Mereka terus merusak lapisan ozon sampai turun ke ketinggian lebih rendah, yang bisa memakan waktu 30 tahun.

MEMBACA  Polisi Menangkap Penyusup di Luar Kantor Pusat UnitedHealthcare Beberapa Bulan Setelah Pembunuhan CEO dan Pengejaran untuk Luigi Mangione

Jika Starlink berkembang sesuai rencana, lebih dari 8.000 satelit bisa terbakar di atmosfer setiap tahun. Dengan model prediksi, peneliti menemukan bahwa jumlah aluminium bisa mencapai 360 metrik ton—atau 640% di atas level alami.

Starlink Memicu Pertumbuhan Eksponensial Satelit di Langit

Yang paling mengkhawatirkan dari penelitian ini adalah betapa banyak hal yang masih belum dipahami. "Dampak lingkungan dari jatuhnya satelit saat ini masih kurang dipahami," tulis studi tersebut.

Dalam empat tahun sejak peluncuran pertamanya, Starlink mencakup 40% dari semua satelit yang pernah diluncurkan, dan berencana menambah armadanya tujuh kali lipat. Pesaing utama Starlink, Project Kuiper milik Amazon, berencana meluncurkan 3.232 satelit dalam beberapa tahun mendatang.

Artikel di Nature menyimpulkan bahwa 100.000 satelit di langit "bukan hanya mungkin, tapi sangat mungkin." Ini hampir sepenuhnya didorong perusahaan swasta seperti SpaceX, Amazon, dan OneWeb yang meluncurkan satelit untuk internet cepat.

Menurut EPA, radiasi UV berlebihan bisa menyebabkan kanker kulit, katarak, sistem imun lemah, serta penurunan hasil panen dan gangguan pada rantai makanan laut.

"Dengan meningkatnya jumlah satelit yang jatuh, penting untuk mengeksplorasi lebih lanjut kekhawatiran dalam studi ini," kata para peneliti.

Starlink tidak menanggapi permintaan komentar dari CNET.