Zoë Schiffer: Benar. Aku suka cara kamu mengatakannya. Jadi intinya, kalau mau mencoba cari muka di depan Trump, kamu bisa ikut skema-skema ini, dan mungkin bakal diundang ke acara makan mewah kripto, yang pernah terjadi sebelumnya. Atau dapat keuntungan lain. Tapi dari segi penampilan aja, ini sudah cukup mencurigakan.
Jake Lahut: Iya. Dan di bagian Interloop Newsletter minggu ini, ada data baru soal minimnya penegakan hukum di masa pemerintahan Trump, terutama di sektor teknologi—tapi kripto paling mencolok. Hampir semua yang sempat berurusan hukum di era Biden, kasusnya dibatalkan atau ditunda. Bahkan ada satu contoh di mana sebuah perusahaan mungkin bakal dapat pengampunan pertama kalinya. Jadi, nggak perlu modal besar buat menang legislatif, cukup lepas dari tekanan regulasi.
Zoë Schiffer: Betul. Nah, cerita ketiga—aku masih nunggu yang nggak bikin depresi—kali ini kita ke Arkansas. Teman kita, David Gilbert, melaporkan sekelompok orang Amerika sedang membangun “komunitas eksklusif kulit putih” bernama Return to the Land. Mereka percaya orang kulit putih dan budaya Barat terancam punah karena imigran dan minoritas. Menurut pendirinya, akses ke komunitas ini cuma untuk keturunan Eropa yang sepaham soal segregasi, aborsi, dan identitas gender. Presiden Return to the Land bilang ide mereka terinspirasi dari Balaji Srevenesin, venture capitalist anak imigran, lewat bukunya The Network State, yang promosikan komunitas digital dengan nilai sama demi meraih kedaulatan.
Jake Lahut: Dan ini bukan cuma di Amerika—sejarah panjang utopia aneh dan bermaksud baik. Tapi yang ini beda, karena kedaulatannya dipakai buat rasis. Tapi serius, Zoë, gimana ini bisa legal?
Zoë Schiffer: Nah, itu pertanyaannya. Dasarnya kembali ke Fair Housing Act 1968 yang larang diskriminasi perumahan berdasarkan ras atau agama. Tapi Return to the Land klaim struktur mereka lebih mirip asosiasi privat. Dan sejauh ini, otoritas setempat setuju. Jaksa Agung Arkansas, Tim Griffin, bilang ke WIRED bahwa komunitas ini nggak melanggar hukum. Ya, tentu aja.
Jake Lahut: Mirip inkubator Erlich Bachman di Silicon Valley, tapi buat supremasi kulit putih.
Zoë Schiffer: Pas banget. Oke, satu lagi sebelum istirahat. Kali ini tentang AS yang buru-buru bangun reaktor nuklir di bulan. Kontributor WIRED, Becky Ferreira, baru laporkan NASA mempercepat rencana membangun reaktor nuklir di bulan sebelum 2030, sesuai arahan administrator sementara, Sean Duffy.