Dengan Queens of the Dead, Tina Romero, putri dari legenda sutradara George A. Romero, akan membuat debut penyutradaraannya, mempersembahkan film fitur ini di Tribeca Film Festival pada 7 Juni. Sutradara ini baru-baru ini berbicara dengan Entertainment Weekly dan merefleksikan pengaruh ayahnya.
"Aku anaknya. Tak bisa dipungkiri. Dan dia sangat memengaruhiku," kata Romero. Queens of the Dead akan menyisipkan Easter eggs untuk menghormati warisan ayahnya. "Ini adalah monsternya, genrenya. Aku bersenang-senang memberi penghormatan kecil pada Romero di seluruh film, dan kami punya beberapa yang bagus," ungkapnya, termasuk penampilan tokoh-tokoh terkenal seperti ahli rias dan aktor Tom Savini serta bintang Dawn of the Dead, Gaylen Ross.
"Akhir zaman zombi adalah ‘kotak pasir’ yang kaya untuk dikomentari secara sosial. Aku tak bisa jadi anak ayahku tanpa mencoba menyampaikan sesuatu lewat zombi," Romero memberi tahu majalah tersebut. "Aku ingin film ini menjadi penghormatan pada dunia dan monster yang dia ciptakan, tapi juga memperkenalkan suaraku sendiri. Ini jelas bukan film yang akan dia buat, tapi menggunakan ‘kosakatanya’ dan mengikuti aturannya. Soal unsur queer, menurutku kaum gay butuh film zombi. Sudah waktunya kita punya film zombi gay besar."
"Aku tak mau menyentuh genre ini kecuali terasa autentik bagiku," tegas Romero. Queens of the Dead berkisah tentang malam di dunia pesta queer saat hiburann malam di acara drag gudang terinterupsi oleh wabah zombi. Inspirasi datang dari konflik sengit di media sosial antara promotor pesta saat ia menjadi DJ.
Romero bercerita, "Promotor aslinya memposting manifesto yang mempertanyakan, ‘Kapan komunitas queer berhenti memakan sesamanya?’ Itu menyentakku seperti petir. Aku langsung berpikir, ‘Ya Tuhan! Inilah cara aku ingin mengeksplorasi genre zombi di dunia hiburan malam queer ini.’" Pemeran antagonis The Mandalorian, Katy O’Brien, memerankan promotor fiksi yang memimpin film; Romero menyebutkan ada ucapan terima kasih khusus untuk Tom Cruise di kredit karena mengizinkannya cuti dari syuting Mission: Impossible untuk film horor ini.
Romero berharap film ini bisa menyoroti keinginan akan lebih banyak film genre yang mewakili perpaduan scream queens gay dengan gaya horor dan komedi gelap khas akar ayahnya. Sutradara legendaris itu tak sempat melihat naskah selesai tapi membimbing putrinya selama proses pengembangan.
"Dia bilang, ‘Aku suka! Lanjutkan. Lakukan.’ Sayangnya, dia tak pernah baca naskah final karena butuh tujuh tahun untuk mengembangkannya… tapi aku dapat restu ini," ungkap Romero.
Ingin info io9 lain? Cek jadwal rilis terbaru Marvel, Star Wars, dan Star Trek, rencana selanjutnya untuk DC Universe di film dan TV, serta semua yang perlu diketahui tentang masa depan Doctor Who.