Liburan masih hampir seminggu lagi, tapi saya sudah muak dengan persiapan Thanksgiving. Saya telah membuat empat batch kentang tumbuk, tiga batch makaroni skotel, dan tiga ekor kalkun (dengan lebih banyak lagi yang masih menunggu di kulkas) sebagai bagian dari pengujian probe pintar untuk membantu mengasapi kalkun di luar dan mempersiapkan paket makanan liburan tujuh hidangan untuk teman dan keluarga.
Saya sangat bersemangat untuk akhirnya mengalihdayakan sebagian pekerjaan memasak dengan menguji dua perangkat koki robot yang sangat berbeda, yaitu Thermomix TM7 dan robot dapur Posha. Keduanya menjanjikan untuk merencanakan menu makananku dan juga melakukan sebagian besar pekerjaan memasak, yang kedengerannya cukup menarik bagiku.
Thermomix merupakan keturunan dari perangkat Jerman yang diluncurkan pada tahun 1968—saat itu koki robot paling terkenal adalah Rosie dalam kartun The Jetsons—yang pada dasarnya adalah blender dengan pemanas. Sejak itu, perangkat ini menjadi sangat populer di negara-negara dari Italia hingga Portugal hingga Australia, dan selama bertahun-tahun telah menambahkan fitur pengukusan multi-tier, pemanggangan, proofing, layar sentuh, aplikasi resep yang sangat lengkap, dan banyak fitur pintar lainnya. Reviewer WIRED Joe Ray menyebut generasi sebelumnya Thermomix TM6 (9/10, WIRED Recommends) sebagai “yang paling pintar dari dapur pintar.” Versi terbaru, TM7 generasi ketujuh, dirilis pada bulan Agustus dan tampak seperti piala raksasa dengan layar komputer. Harganya $1,699 dan tujuannya adalah untuk menggantikan hampir semua peralatan di dapur Anda. Bahkan ia dengan senang hati akan memesan bahan makanan untuk Anda di InstaCart.
Pendatang baru terbaru di bidang koki robot adalah Posha, sebuah perangkat startup dari Silicon Valley via Bangalore yang bertujuan untuk memasak satu panci yang benar-benar otonom, setelah Anda memotong-motong bahan yang sesuai ke dalam wadah-wadah kecil. Robot dapur Posha dirilis pada bulan Januari dengan harga $1,750 dan langsung habis terjual, seperti halnya setiap batch berikutnya. Perangkat ini dilengkapi dengan lengan pengaduk robot, dan kamera untuk memantau kelembapan dan proses pencoklatan. Tekan sebuah tombol, dan Posha akan menambahkan bahan pada momen yang tepat, membumbui dan mengaduk makanan Anda, menambahkan air dan minyak, serta memasaknya hingga matang, semua tanpa partisipasi Anda.
Saya menggunakan baik Posha maupun Thermomix untuk membuat berbagai hidangan pendamping Thanksgiving: ubi manis glasir, kentang tumbuk, makaroni skotel, brussels sprouts, dan satu hidangan wild card yang lebih kompleks yang dipilih karena saya pikir Bibi Katherine mungkin menyukainya—dan menilai pengalaman memasak secara keseluruhan. Anggap saja ini sebagai pertandingan langsung antara koki robot.
Berikut adalah pengalaman saya dengan masing-masing Thermomix dan Posha—dan bagaimana kinerja masing-masing dalam lima resep hidangan pendamping Thanksgiving.
Pengalaman Memasak Dengan Thermomix
Foto: Matthew Korfhage
Foto: Matthew Korfhage
Foto: Matthew Korfhage
Foto: Matthew Korfhage
AccordionItemContainerButton
WIRED
Mengukus, memblender, memanggang, proofing, memanggang, mencampur, menimbang, memesan bahan makanan….
Pilihan 100.000 resep, seringkali sudah teruji dengan baik
Kemampuan memblender yang sangat kuat dan cepat
TIRED
Anda masih harus melakukan semua persiapan
Banyak resep masih membutuhkan oven
Membersihkan beberapa bagian merepotkan jika tidak menggunakan mesin pencuci piring
Thermomix memiliki sejarah hampir 60 tahun. Ini adalah hal yang baik. Awalnya, ia pada dasarnya adalah blender yang bisa memasak. Ia tetap menjadi blender yang sangat kuat yang bisa memasak. Ya ampun, ia membuat pesto atau kentang tumbuk dengan cepat dan mudah seperti apa pun. Saya berdiri terpana akan kekuatan memasak-dan-memblender mentahnya.
Tetapi ia juga telah berevolusi menjadi jauh lebih banyak, sebuah perangkat all-in-one yang mengklaim dapat menggantikan hampir semua peralatan di dapur Anda. Thermomix masa kini telah menjadi monster dengan fungsionalitas yang sangat beragam.