Polisi Sebut Warga Kerap Hubungi 911 Gara-gara ‘Pria Tunawisma AI’ di TikTok

Akhirnya, kecerdasan buatan generatif menemukan tujuannya: memungkinkan anak-anak menjaili orang tua mereka. Dalam tren media sosial yang sedang populer, anak-anak menciptakan gambar hasil AI yang menampilkan orang tunawisma di dalam rumah mereka, lalu mengirimkannya ke orang tua. Hal ini membuat orang tua panik dan dalam beberapa kasus, bahkan menghubungi polisi.

Konsep dasar dari lelucon ini cukup sederhana: Anak-anak menggunakan alat AI generatif untuk membuat gambar seseorang—biasanya pria berpenampilan tidak terurus yang terlihat seperti hidup di jalanan—di dalam rumah mereka, lalu mengirimkannya kepada orang tua. Mereka berpura-pura bahwa orang tersebut mengaku kenal dengan orang tuanya atau hanya ingin masuk untuk tidur sebentar. Kemudian, mereka menunggu reaksi panik orang tua yang meminta agar orang itu segera diusir. Begitulah kira-kira alur leluconnya.

Para pelaku lelucon ini merekam reaksi orang tua mereka dan mengunggahnya ke internet. Beberapa video di TikTok telah mendapatkan hampir satu juta suka dan ribuan komentar. Tagar #homelessmanprank kini telah dihubungkan dengan lebih dari 1.200 video di platform tersebut, dan tersedia sejumlah tutorial tentang cara membuat gambar yang dibutuhkan untuk lelucon ini. Kebanyakan tutorial merekomendasikan penggunaan alat AI Snapchat. Gizmodo telah menghubungi Snapchat untuk meminta tanggapan mengenai peran platform mereka dalam tren ini, namun belum menerima respons hingga berita ini diterbitkan.

Mungkin tidak akan jadi masalah jika lelucon ini berhenti di situ—meskipun tetap saja terkesan mengeksploitasi citra negatif tentang orang tanpa rumah. Beberapa orang tua bahkan mengucapkan hal-hal yang kurang pantas tentang orang yang mereka kira ada di dalam rumah. Namun, situasinya menjadi lebih serius karena dalam beberapa kesempatan, orang tua yang sedang panik sampai menghubungi polisi dan melibatkan aparat penegak hukum.

MEMBACA  Cak Imin Prihatin: Judi Online Incar Anak SD hingga Tunawisma, Janji Perbaiki Regulasi

Sejumlah kepolisian di berbagai daerah telah mengeluarkan pernyataan terkait lelucon ini. Kepolisian Round Rock di Texas menyebutkan dalam sebuah postingan di X bahwa sebuah lelucon di kota mereka mengakibatkan “penyalahgunaan layanan darurat”. Mereka mengaku telah menanggapi dua panggilan yang dipicu tren ini, yang keduanya ternyata hoaks. “Meskipun tidak ada yang terluka, membuat laporan palsu seperti ini dapat membebani sumber daya darurat dan menunda respons terhadap panggilan yang benar-benar membutuhkan,” tulis kepolisian tersebut. Gizmodo menghubungi Kepolisian Round Rock untuk konfirmasi lebih lanjut, namun mereka menyatakan tidak ada komentar tambahan selain pernyataan resmi yang telah dikeluarkan.

Dalam postingan di Facebook, Kepolisian Oak Harbor di Washington menyatakan bahwa mereka menanggapi panggilan tentang “individu tunawisma” di kampus sekolah menengah, yang ternyata adalah laporan palsu terkait lelucon serupa. “Dalam kasus ini, para siswa membuat dan menyebarkan gambar yang mengisyaratkan keberadaan seseorang tanpa rumah di lingkungan sekolah, yang menimbulkan kecemasan yang tidak perlu di masyarakat,” tulis polisi.

Kepolisian Salem di Massachusetts juga mengeluarkan pernyataan resmi mengenai tren ini, meskipun tidak menyebutkan apakah mereka pernah menangani kasus serupa. “Lelucon ini mendegradasikan martabat tunawisma, menyebabkan penerima pesan menjadi stres dan panik, serta menyia-nyiakan sumber daya polisi. Petugas yang bertugas tidak mengetahui bahwa ini adalah lelucon dan akan menanganinya seperti kasus perampokan yang sungguhan, sehingga berpotensi menciptakan situasi berbahaya,” tulis departemen tersebut.

Beberapa laporan juga muncul dari Inggris, dengan BBC melaporkan bahwa Polisi Dorset menerima panggilan terkait lelucon ini. Polisi di Poole juga mengeluarkan pernyataan setelah menanggapi panggilan dari seorang orang tua yang menjadi korban jail.

Berita tentang tren ini bahkan sampai ke pemberitaan nasional, ketika “Nightly News” NBC menayangkan segmen tentang cerita ini pada Kamis malam. Dalam segmen tersebut, Komandan Divisi Patroli Polisi Round Rock, Andy McKinney, mengatakan kepada NBC bahwa laporan tentang penyusup “memicu respons yang cukup agresif dari kami karena kami mengkhawatirkan keselamatan penghuni rumah, yang bisa berarti menggeledah rumah dengan senjata terhunus… bahkan bisa memicu respons tim SWAT.” Hal ini terdengar agak berlebihan, tetapi juga seperti respons polisi Amerika yang biasa terjadi.

MEMBACA  Amerika Serikat Mengrepatriasi 11 Warga Negara Amerika Dari Kamp Perang ISIS di Suriah

Kami ingin menyarankan anak-anak untuk kembali ke lelucon klasik, seperti menyalakan kantong kotoran anjing, tetapi seseorang di California baru saja dihukum 28 hari penjara karena lelucon persis seperti itu. Jadi, mungkin lebih baik tidak usah iseng sama sekali?