Peluncuran Pesawat Ruang Angkasa Dream Chaser yang Sangat Dinantikan Mungkin Tertunda Lagi
Peluncuran perdana Dream Chaser, yang diberi nama Tenacity, rencananya akan dilakukan pada tahun 2025. Namun, pernyataan terbaru dari pejabat NASA mengungkapkan bahwa masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan sebelum pesawat ruang angkasa ini siap terbang ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS). Kemungkinan besar, tenggat waktu tidak akan terpenuhi.
"Kami masih memiliki beberapa tinjauan keselamatan terpadu yang harus dilakukan, dan kami sedang memperbarui jadwal untuk memahami posisi kami saat ini," ujar Dana Weigel, manajer program ISS, dalam briefing media baru-baru ini, seperti dikutip dari Aerospace America. "Sierra sedang mengerjakannya, jadi saya harus menunggu informasi lebih lanjut dari mereka untuk melihat perkembangan pekerjaan ini."
Dream Chaser telah dikembangkan selama bertahun-tahun. NASA memberikan kontrak Commercial Resupply Services 2 (CRS-2) kepada Sierra Space pada 2016 untuk mengirim setidaknya tujuh kargo ke ISS. Perusahaan asal Colorado awalnya merencanakan penerbangan perdana Dream Chaser pada 2020, tetapi pesawat ini mengalami berbagai penundaan akibat masalah teknis dan sertifikasi. Meski jadwal peluncuran 2025 masih tercantum di situs NASA, komentar Weigel sepertinya tidak terlalu optimis.
Dream Chaser dirancang untuk meluncur ke orbit rendah Bumi menggunakan roket, tetapi mampu bertahan saat masuk kembali ke atmosfer dan mendarat di landasan seperti Space Shuttle milik NASA. Pesawat futristik ini memiliki sayap lipat yang terbuka penuh saat terbang, dengan tenaga dari panel surya. Ia juga dilengkapi pelindung panas untuk menahan suhu tinggi saat reentry.
"Saya pikir banyak orang meremehkan kompleksitas pembuatan pesawat ruang angkasa. Lihat saja Boeing Starliner dan Sierra. Rata-rata, butuh 8-10 tahun untuk menyiapkan dan menerbangkan pesawat ruang angkasa," kata Weigel.
Selain Dragon milik SpaceX, NASA belum berhasil mengembangkan alternatif transportasi awak dan kargo ke ISS. Setelah insiden Starliner yang membuat astronot terjebak di ISS selama 9 bulan, NASA mungkin akan lebih berhati-hati sebelum meluncurkan Tenacity.
Salah satu tugas tersisa sebelum peluncuran perdana adalah sertifikasi perangkat lunak Dream Chaser. Starliner pernah mengalami masalah serius dalam uji terbang orbital pertamanya (2019) karena sertifikasi perangkat lunak.
Kendala lain adalah roket peluncur. Tenacity akan menggunakan Vulcan Centaur milik United Launch Alliance. Sayangnya, roket setinggi 61 meter ini mengalami anomali booster pada penerbangan kedua (Oktober 2024), sehingga sertifikasi untuk misi keamanan nasional tertunda. Vulcan masih menunggu persetujuan dari U.S. Space Force dan memiliki jadwal yang padat setelah ready.
Dream Chaser adalah reinkarnasi generasi baru dari Space Shuttle yang dinantikan penggemar antariksa, tetapi tampaknya mereka harus menunggu sedikit lebih lama.