Perlindungan ini dirancang untuk beroperasi secara berdampingan dengan alat pemantauan _malware_ yang telah diintegrasikan Google ke dalam Drive, Chrome, dan Gmail. James mencatat bahwa fitur ini dikembangkan dengan memanfaatkan keahlian tim inti pengembangan perangkat lunak _antivirus_ Google.
“Bagian yang paling menarik bagi saya adalah kami dapat mengaplikasikan metode berbasis AI ini untuk mengidentifikasi perilaku _ransomware_, lalu menggabungkannya dengan perlindungan data pengguna guna meminimalisir kerusakan,” jelas James. “Kami memandangnya sebagai _safety net_ yang selama ini hilang.”
Meski demikian, fitur ini memiliki beberapa batasan yang cukup jelas. Tentu saja, fitur ini hanya relevan jika suatu bisnis atau lembaga sudah menggunakan Drive untuk desktop sejak awal—sebuah catatan penting mengingat perangkat lunak perusahaan masih banyak didominasi oleh Microsoft. Selain itu, Drive untuk desktop adalah aplikasi untuk PC Windows dan Mac. Jika _ransomware_ menyerang file digital yang tidak tersimpan di Drive, Google tidak memiliki kemampuan untuk mendeteksi infeksi tersebut.
Platform penyimpanan _cloud_ lain, seperti OneDrive milik Microsoft dan Dropbox, juga menawarkan fitur yang mirip dengan perlindungan _ransomware_ baru untuk Drive desktop ini. Kendati deteksi dan respons merupakan komponen krusial dalam upaya menghalau pelaku kejahatan siber dan memberdayakan korban untuk tidak membayar tebusan, manfaat dan keterbatasan setiap alat ini mengingatkan kita bahwa belum ada solusi ampuh yang dapat menyembuhkan ancaman _ransomware_.