Lensa gravitasi tidak hanya membelah sumber cahaya, namun juga memperbesarnya, sehingga memungkinkan pengamatan detail terhadap sumber cahaya di belakang lensa. Berkat hal ini, tim peneliti menyatakan bahwa HerS-3 tampak sebagai galaksi starburst yang terang—sebuah galaksi yang sedang mengalami pembentukan bintang secara eksplosif—dan terbentuk pada masa ketika pembentukan bintang mencapai puncaknya di seluruh alam semesta. Tim juga menyebutkan bahwa HerS-3 memiliki piringan berotasi yang miring, dari pusatnya gas menyembur keluar dengan laju yang sangat tinggi.
“Berkat teleskop alami ini, kami dapat memperbesar wilayah 10 kali lebih kecil dari Bima Sakti, yang jaraknya hampir 12 miliar tahun cahaya, dan dalam prosesnya menyimpulkan materi tersembunyi di sepanjang garis pandang,” ujar Hugo Mesias, salah satu penulis makalah, dalam sebuah pernyataan.
Sebuah Halo Materi Gelap Raksasa Terungkap
Pada pandangan pertama, salib Einstein dari HerS-3 tampak tercipta hanya oleh lensa gravitasi yang dihasilkan oleh empat galaksi raksasa yang terletak di antara HerS-3 dan Bumi. Namun, dengan menggunakan model lensa gravitasi yang presisi, tim menemukan bahwa massa teramati dari keempat galaksi raksasa ini tidak cukup untuk menjelaskan susunan dari lima gambar pada salib tersebut: massa mereka simply tidak cukup besar untuk menghasilkan efek visual yang terlihat.
“Satu-satunya cara untuk mereproduksi konfigurasi luar biasa yang kami amati adalah dengan menambahkan komponen masif yang tak terlihat: sebuah halo materi gelap di pusat kelompok galaksi tersebut,” ujar penulis utama Pierre Cox, dari Institut d’Astrophysique de Paris.