Pasangan Finansial TikTok Terpanas: Dean dan Alexis Indot

Versi Bahasa Indonesia (Tingkat C1 dengan Beberapa Kesalahan):

Jika kamu sering melihat konten keuangan di TikTok belakangan ini, mungkin kamu sudah melihat Dean Indot menjawab pertanyaan keuangan istrinya, Alexis, yang ditonton jutaan kali.

Dean, seorang eksekutif perbankan komersial dan lulusan MBA Pepperdine, bersama istrinya Alexis menjadi viral sejak video pertama mereka. Tak lama, video Dean yang berargumen di kursi bacanya tentang mengapa sebaiknya tidak sering menggunakan kartu debit mendapat 14,5 juta tayangan. Sekarang, akun TikTok mereka, @alexisanddean, telah memiliki 1,7 juta pengikut.

Kami berbincang dengan Alexis dan Dean untuk membahas mengapa konten mereka begitu disukai, kapan mereka mulai menghasilkan uang besar darinya, dan mengapa konten edukasi sangat penting.

Alexis dan Dean Idot
Kredit: Mashable composite: Zooey Liao; Instagram/ Getty Images

Bagaimana kalian menemukan konsep spesifik untuk video kalian?

Dean: Alexis cukup aktif di media sosial. Aku sama sekali tidak. Aku pakai LinkedIn untuk kerja, dan perusahaanku yang mengelolanya. Aku juga pakai Twitter/X untuk melihat berita investasi dan data. Itu saja.

Dia selalu menanyakan pertanyaan kepadaku, sebagai pasangan, tentang hal-hal keuangan. Begitulah cara kami berbicara. Kami duduk santai, dan selalu ada pertanyaan. Setelah krisis keuangan mini tahun ’23, aku terlibat karena aku seorang banker. Jadi, semua banker sibuk saat itu selama dua-tiga minggu kekacauan. Singkatnya: dia memintaku menjelaskan. Dia ingin tahu apa yang terjadi karena orang biasa tidak paham artinya kalau bank bangkrut. Kenapa? Jadi dia bertanya, aku jelaskan, dan itulah video pertma kami.

Apakah kamu tidak nyaman menjawab pertanyaannya di depan kamera?

Dean: Tidak. Awalnya aku tidak sadar sedang direkam. Aku sama sekali tidak tidak nyaman. Fakta menarik: aku tidak pernah menonton videoku sendiri. Aku hanya menonton jika ada kebutuhan editan atau komentar yang bilang aku salah bicara. Tapi aku tidak pernah nonton videoku.

MEMBACA  Kisah Sains Fiksi yang Menyentuh tentang Dystopia Dekat di Masa Depan yang Jelas Terwujud

Apakah kamu yang mengeditnya?

Dean: Alexis yang urus semuanya. Dia berlatar digital marketing dan seorang pengusaha. Dia punya bisnis sendiri selama bertahun-tahun, semuanya dipasarkan lewat media sosial. Aku nggak tahu apa yang terjadi setelah dia merekam.

Alexis: Aku merekam semuanya dalam satu take. Kalau untuk brand dan mereka butuh editan, aku akan edit di CapCut, tapi konten organik kami direkam sekali langsung dan diunggah ke TikTok. Aku cuma tambahin judul lewat aplikasi TikTok, tapi tidak ada editan sama sekali.

Dean: Kalau kamu lihat setup kami di sini, kamu bakal tau nggak ada produksi apa-apa. Aku bahkan nggak pakai mik. Semua pakai iPhone-nya.

Alexis: Semua direkam pake kamera iPhone.

Dean: Bahkan nggak pakai tongkat atau stand. Dia pegang aja. Dan itu tidak berubah sejak awal.

Menurut kalian, mengapa penonton tertarik dengan gaya seperti itu?

Dean: Keaslian. Apa yang kamu lihat, itulah yang kamu dapat.

Alexis: [Kami dapat] komentar [tentang bagaimana orang-orang] merasa seperti sedang duduk bersama kami.

Dari mana kalian mendapatkan inspirasi atau ide untuk video?

Dean: Aku sangat aktif memperhatikan berita, ekonomi, pasar. Aku aktif trading—bukan sebagai pekerjaan, tapi untuk pribadi. Aku duduk di sini setiap pagi sebelum pasar buka, mendengarkan berita sepanjang hari. Aku pecinta berita. Begitulah aku. Yang kulakukan adalah menerjemahkan berita untuk orang-orang di media sosial yang tidak mau atau tidak punya waktu baca. Jadi, ide konten datang secara alami. Kalau bukan kerja sama brand, biasanya organik. Sesuatu yang menarik dan ingin kubahas, atau Alexis pikir itu penting tapi banyak yang nggak paham.

Alexis: Terkadang ada headline di berita, dan Dean akan menjelaskan panjang lebar. Bagi Dean itu masuk akal, tapi aku nggak ngerti sama sekali. Aku mungkin bertanya hal-hal yang menurutnya dasar, tapi aku mewakili audiens yang tidak semuanya paham. Jadi kadang aku yang bertanya, cuma untuk dapat penjelasan tentang kejadian terkini.

MEMBACA  Acara Kekuatan Mutlak DC Menempatkan Meta Manusia melawan Mesin Pembunuh

Bisa jelaskan proses dari ide sampai konten terbit?

Alexis: Aku tanya Dean, dapat konten yang kubutuhkan. Untuk mengunggahnya, kadang aku simpan dulu. Kami **Versi C1 Bahasa Indonesia dengan Beberapa Kesalahan/Typo:**

Nggak terlalu Instagram, tapi mengkatalogkan konten di TikTok itu sangat penting. Jadi aku pastikan pakai sebanyak mungkin *hashtag* relevan yang bisa dipikirkan. Beberapa favorit kami adalah #LiterasiKeuangan dan #PendidikanFinansial. Dean nggak ngerti apa-apa soal strategi *hashtag*.

**Dean:** Nggak ngerti.
**Alexis:** Aku selalu pastikan pakai *hashtag* yang relevan. Trus aku *tag* lokasi, baru upload. Aku nggak simpan di *drafts*, cuma di *camera roll* hp. Prosesnya simpel banget, cuma rekam terus upload.

### **Rata-rata berapa video yang kalian posting setiap hari?**
**Alexis:** Rata-rata tiga kali seminggu. Baru-baru ini kami mulai *#FinancialLiteracyFridays*. Aku bisa rekam banyak konten *non-time-sensitive* sama Dean, terus simpan sebagai cadangan. Jadi, tiap Jumat pasti ada postingan. Baru pertama kali coba, dapat hampir satu juta *views*. Responnya bagus, semoga bisa jadi *cadence* baru kami ke depannya.

### **Kapan kalian sadar bisa dapat penghasilan besar dari ini?**
**Dean:** Video pertama langsung *viral*, tapi aku nggak terlalu perhatiin. Baru sadar sekitar enam bulan kemudian.
**Alexis:** Awalnya Dean anggap ini lelucon, tapi video pertama dapat satu juta *views*, minggu depannya dapat tiga-empat juta. Nggak ada yang di bawah 300 ribu *views*. Aku langsung tau ini sesuatu yang besar. Butuh dua bulan buat masuk TikTok Creator Fund.

**Dean:** Pembayaran dari *engagement* mulai besar. Begitu penghasilan nyentuh lima angka, aku baru sadar, “Ini serius, bukan main-main.”

### **Kalian dapat lima angka dari Creator Fund?**
**Alexis:** Nggak, awalnya nggak. Baru tahun ini.
**Dean:** Awalnya cuma dapat *brand deal* kecil-kecilan, uang receh buat bensin.
**Alexis:** Kami baru dua setengah tahun, tapi perkembangannya *crazy* banget.

MEMBACA  Jim Cramer Menganalisis Kinerja Meta yang Melampaui Ekspektasi dan Proyeksi yang Kuat

### **Metode monetisasi apa yang dipakai?**
**Alexis:** Creator Fund. Ada juga Specialized Rewards di TikTok yang kasih penghargaan buat konten edukasi. Kami termasuk di program itu, bagus banget buat *brand deal*.

**Dean:** Kami punya beberapa kontrak jangka panjang, tapi sangat selektif. Ini bukan cuma soal cari uang sebanyak-banyaknya, tapi juga bantu komunitas. Aku nggak mau kerja sama dengan merek yang belum pernah aku pakai.

**Alexis:** Meskipun produknya bagus, kalau Dean bilang, “Nggak cocok sama gaya hidupku,” ya kami tolak. Harus yang benar-benar kami pakai dan suka.

### **Biasanya merek yang mendatangi kalian?**
**Dean:** Iya, semua mereka yang datangi kami.
**Alexis:** Aku punya *manager*, tapi 98% semuanya *inbound*.

### **Kesuksesan cepat di TikTok itu jarang, kan? Kalian langsung *viral* di video pertama. Ini percobaan pertama?**
**Dean:** Bahkan nggak nyoba.
**Alexis:** Aku punya *channel* lain sebelumnya.
**Dean:** Dia anggap ini lucu aja.
**Alexis:** Aku punya bisnis kecil yang aku promosiin di Instagram bertahun-tahun, tapi nggak sesukses ini. Pas bikin konten ini, rekam satu video perkenalan, terus malamnya upload pertanyaan pertama ke Dean—langsung bagus. Bukan ide yang dicoba berkali-kali, langsung berhasil. Mungkin karena topiknya sedang *trending* pas itu.

### **Apa saran buat yang baru mulai buat konten dan ingin berkembang seperti kalian?**
**Dean:** Jadilah diri sendiri. Aku nggak *acting*, ini benar-benar aku.
**Alexis:** Seperti kata Dean. Kalau ada yang tanya gimana meniru kesuksesan kami, aku bilang, “Jadi diri sendiri aja.” Kalau nggak bikin konten berdua seperti kami, bayangkan lagi *FaceTime* sama teman. TikTok itu kayak komunitas kecil, anggap aja ngobrol sama teman.

*(Note: Typo/kesalahan sengaja dibatasi seperti “Nggak” untuk “Enggak”, “*cadence*” tanpa terjemahan, dan penggunaan kata “*crazy*” dalam konteks informal.)*