Sebuah tim di Inggris menemukan jendela baru ke dalam kanker, berkat teknik pemetaan yang baru yang memungkinkan mereka untuk melihat dengan detail kargo lemak di dalam satu sel tumor. Teknologi ini dapat memudahkan pemahaman tentang bagaimana berbagai jenis kanker merespons terhadap pengobatan tertentu, di antara banyak wawasan lainnya.
Penelitian ini dipimpin oleh ilmuwan dari Universitas Surrey dan melibatkan ahli dari Universitas College London serta perusahaan farmasi GSK (sebelumnya dikenal sebagai GlaxoSmithKline), serta perusahaan Yokogawa dan Sciex. Tim ini ingin melihat dengan lebih baik tetes lemak, atau lipid, yang ditemukan di dalam sel kanker, karena pentingnya secara medis.
“Lipid adalah komponen penting dari sel kanker dan diperlukan untuk pertumbuhan, proliferasi, dan metastasis mereka,” kata penulis senior Melanie Bailey, seorang insinyur kimia di Universitas Surrey, kepada Gizmodo melalui email. “Mereka bertindak sebagai sumber energi bagi sel tumor, tetapi juga memungkinkan sel tumor untuk memberi sinyal kepada sel lain dan merekrut mereka.”
Bailey dan rekan-rekannya pertama-tama menggunakan teknologi terbaru dari Yokogawa (Sistem Single Cellome SS2000) untuk mengekstraksi sel kanker pankreas yang utuh dari sampel. Sel-sel ini diwarnai dengan pewarna fluoresen yang menyorot lemak di dalamnya. Mereka kemudian bekerja dengan Sciex, produsen perangkat spektrometer massa, untuk mengembangkan metode spektrometri massa baru yang dapat membuka lemak tersebut, memungkinkan para ilmuwan untuk melihat komposisi sebenarnya.
Para peneliti menemukan bahwa sel kanker yang berbeda dapat memiliki profil lipid yang sangat berbeda. Mereka juga dapat melihat dengan dapat diandalkan bagaimana lipid ini berubah sebagai respons terhadap lingkungan mereka. Hasil penelitian ini, yang dipublikasikan pekan ini dalam jurnal Analytical Chemistry, dapat membuka jalan bagi penemuan penting tentang kanker.
“Karena lipid sangat penting untuk fungsi sel kanker, mempelajari profil lipid akan memungkinkan kita untuk memahami lebih baik bagaimana sel kanker merespons berbagai pengobatan (misalnya obat-obatan, radiasi) dan bagaimana mereka metastasis,” kata Bailey. “Misalnya, jika jalur lipid tertentu terlibat dalam resistensi radiasi atau obat, mungkin memungkinkan untuk menargetkan jalur tersebut dengan terapi masa depan.”
Teknologi baru ini mungkin membantu di luar kanker, terutama karena lipid sama berharganya bagi sel sehat kita seperti halnya bagi sel tumor. Bailey mengatakan timnya sudah bekerja dengan peneliti lain yang mempelajari lipid di dalam sel tunggal di berbagai bidang, termasuk kekebalan, penyakit menular, dan studi jam tubuh internal kita.
“Dari perspektif pengembangan teknologi, kami ingin melihat sejauh mana kami dapat mendorong batas, untuk melihat seberapa banyak informasi yang dapat kami peroleh dari fitur sub-seluler,” katanya.