Pada akhir pekan lalu, lembaga anti-penipuan konsumen Prancis, Direktorat Jenderal Kompetisi, Urusan Konsumen, dan Penindakan Kecurangan (DGCCRF), menerbitkan sebuah siaran pers yang menghebohkan tentang Shein. Mereka menuduh bahwa raksasa e-commerce yang berbasis di Singapura dan didirikan oleh orang Tiongkok ini “sedang memasarkan boneka seks yang menyerupai anak-anak.”
Sejumlah publikasi kemudian memuat foto-foto boneka tersebut yang aman untuk dilihat di lingkungan kerja, dan ya, penampakannya memang seperti anak-anak. Syukurlah, tidak jelas sama sekali bagian mana yang bersifat “seksual” hanya dengan melihat fotonya. Meski demikian, menurut DGCCRF, “Deskripsi dan kategorisasi mereka di situs membuat sulit untuk meragukan sifat pornografi anak dari isinya.”
Menurut The New York Times, Menteri Perekonomian Prancis, Roland Lescure, mengancam akan memblokir Shein di Prancis jika boneka-boneka itu terus dijual. Dia dikutip mengatakan, “Benda-benda mengerikan ini ilegal.”
Boneka-boneka tersebut, dan faktanya semua boneka seks, kini telah dihapus dari Shein. “Produk-produk ini berasal dari vendor pihak ketiga, tapi saya bertanggung jawab secara pribadi,” ujar Ketua Eksekutif Donald Tang, seperti dilaporkan The Guardian.
Tersingkapnya ketersediaan boneka itu di aplikasi terjadi di tengah unjuk rasa terhadap rencana Shein membuka toko fisik di Paris pekan ini.
Masalah lain yang tampaknya juga terkait penjual pihak ketiga—lebih merupakan kesalahan kecil dibandingkan kasus ini—terjadi beberapa waktu lalu ketika kemeja pria bermotif bunga ditampilkan pada model yang sangat tampan dan sangat mirip dengan gambar hasil AI dari Luigi Mangioni yang dituduh sebagai pembunuh CEO.