Bagi Wilcox, ia sejak lama telah tergolong dalam kelompok kecil pecandu privasi yang membeli kartu SIM mereka secara tunai dengan nama palsu. Namun, ia berharap Phreeli akan menawarkan jalan yang lebih mudah—bukan hanya bagi orang-orang sepertinya, tetapi juga untuk masyarakat umum.
“Saya tidak tahu ada pihak yang pernah menawarkan ini secara kredibel sebelumnya,” ujar Wilcox. “Bukan telepon biasa dari operator telekomunikasi yang menambang data Anda, bukan juga telepon hacker bertudung hitam, melainkan telepon di mana privasi adalah hal yang normal.”
Meski demikian, cukup banyak perusahaan teknologi yang telah menjadikan privasi sebagai fitur produk komersial mereka, sehingga konsumen yang sinis mungkin tidak percaya pada operator telekomunikasi komersial seperti Phreeli yang mengklaim menawarkan anonimitas. Namun, Cohn dari EFF mengatakan bahwa rekam jejak Merrill menunjukkan bahwa ia tidak hanya menggunakan perlawanan terhadap pengawasan sebagai trik pemasaran untuk menjual sesuatu. “Dari pengamatan saya terhadap Nick dalam waktu yang lama, semua ini adalah sarana untuk mencapai tujuan baginya,” kata dia. “Dan tujuannya adalah privasi bagi semua orang.”
Merrill mungkin tidak menyukai implikasi dari mendeskripsikan Phreeli sebagai operator seluler di mana setiap ponsel adalah ‘burner phone’. Namun, hampir dapat dipastikan bahwa sebagian pelanggan perusahaan akan menggunakan perlindungan privasinya untuk tindak kejahatan—sama seperti setiap alat yang tahan pengawasan, dari Signal hingga Tor hingga tas berisi uang tunai.
Phreeli setidaknya tidak akan menawarkan platform bagi pengirim spam dan robocall, kata Merrill. Bahkan tanpa mengetahui identitas pengguna, ia mengatakan perusahaan akan memblokir perilaku buruk semacam itu dengan membatasi jumlah panggilan dan pesan teks yang diizinkan, serta melarang pengguna yang terlihat memanipulasi sistem. “Jika orang mengira ini akan menjadi surga aman untuk menyalahgunakan jaringan telepon, itu tidak akan berhasil,” ujar Merrill.
Namun, beberapa pelanggan perusahaannya akan, sayangnya, melakukan hal-hal buruk, katanya—persis seperti dulu yang terkadang terjadi dengan telepon umum, layanan telepon anonim berbasis tunai yang pernah ada di setiap sudut kota-kota Amerika. “Anda masukkan seperempat dolar, tidak perlu mengidentifikasi diri, dan Anda bisa menelepon siapa pun yang Anda inginkan,” kenangnya. “Dan 99,9 persen dari waktu itu, orang-orang tidak melakukan hal buruk.” Minoritas kecil yang melakukannya, menurutnya, tidak dapat membenarkan pergeseran masyarakat secara tidak sukarela ke dalam panoptikon seluler yang kita huni saat ini, di mana panggilan telepon yang tidak terikat pada data identitas penelepon yang diperdagangkan bebas merupakan fenomena yang langka.