Ketegangan terjadi di antara beberapa pemain besar di dunia penurunan berat badan. Novo Nordisk, pencipta Ozempic dan Wegovy, mengakhiri kerja samanya dengan perusahaan telemedisin Hims & Hers Health Inc. lebih cepat dari rencana. Alasannya, Hims dituduh masih berupaya memasarkan versi obat GLP-1 yang lebih murah secara besar-besaran.
Bloomberg News melaporkan pembubaran kerja sama yang tiba-tiba ini pada Senin, hanya dua bulan setelah dimulai. Novo menuduh Hims menggunakan "pemasaran menyesatkan" untuk menjual semaglutide kompon secara luas, meski ada larangan dari regulator federal. Dalam unggahan di X, CEO Hims Andrew Dudum menulis, "Kami kecewa melihat manajemen Novo Nordisk menyesatkan publik… Kami menolak dipaksa memenuhi tuntutan anti-persaingan perusahaan farmasi yang membatasi keputusan independen penyedia layanan dan pilihan pasien."
Beberapa pekan terakhir, tim komersial Novo Nordisk semakin mendesak kami untuk mengontrol standar klinis dan mengarahkan pasien ke Wegovy, terlepas dari apakah itu yang terbaik bagi pasien secara klinis. Kami menolak…
— andrewdudum (@AndrewDudum) 23 Juni 2025
Kehadiran semaglutide dan obat penurun berat badan efektif lainnya beberapa tahun terakhir telah mengubah lanskap pengobatan obesitas. Namun, tingginya permintaan, harga resmi yang mahal (lebih dari $1.000 per bulan), dan kelangkaan awal memicu munculnya pasar gelap. Sebagian orang membeli obat GLP-1 ilegal atau palsu (kadang dengan dampak berbahaya), sementara yang lain memilih versi kompon—formulasi semaglutide dan tirzepatide buatan apotek khusus yang lebih murah.
Awalnya, status obat GLP-1 kompon masih abu-abu secara hukum. Apotek boleh memproduksinya dalam situasi tertentu, misalnya saat versi standar mengalami kelangkaan. Perusahaan telemedisin seperti Hims memanfaatkan alasan ini untuk memasarkannya secara luas.
Tak mengherankan, Novo Nordisk dan produsen GLP-1 lain menentang praktik ini dan menggugat apotek serta penjual obat kompon. Gugatan masih berlangsung, tetapi "masa kejayaan" obat kompon sudah berakhir.
Pada Februari 2025, FDA menyatakan kelangkaan obat GLP-1 populer telah teratasi dan memberi tenggat waktu bagi apotek untuk berhenti memproduksi versi kompon. Upaya industri kompon untuk membatalkan aturan ini gagal. Untuk sementara, apotek dan perusahaan seperti Hims hanya boleh menyediakan obat kompon dengan alasan spesifik, seperti dosis khusus atau formulasi medis tertentu (misalnya, menghindari bahan alergen).
Akhir April lalu, kedua perusahaan mengumumkan bahwa Hims diperbolehkan menjual Wegovy dengan diskon. Namun, Novo kini menuduh Hims bermain dua sisi. Dalam pernyataan Senin, Novo menyebut Hims "melanggar hukum yang melarang penjualan massal obat kompon dengan dalih ‘personalisasi’ palsu serta menyebarkan pemasaran menyesatkan yang membahayakan pasien."
Novo menyatakan tetap terbuka bekerja sama dengan perusahaan telemedisin asal tidak terlibat dalam "pembuatan kompon ilegal," dan masih memiliki perjanjian dengan perusahaan lain seperti Ro. Namun, dampak jangka pendeknya buruk bagi kedua pihak: saham Novo dan Hims anjlok setelah pengumuman ini.
Novo Nordisk juga tengah menghadapi masa sulit belakangan ini, termasuk memecat CEO-nya akibat penurunan saham dan persaingan ketat di pasar pengobatan obesitas.