Mungkinkah Menghilangkan Bahan Kimia Abadi dalam Air Minum? Akankah Terwujud?

Sebuah kajian terbaru menemukan bahwa teknologi yang dipasang untuk menghilangkan bahan kimia abadi (forever chemicals) dari air minum juga berfungsi ganda dengan menghilangkan material berbahaya lain—termasuk beberapa zat yang telah dikaitkan dengan jenis-jenis kanker tertentu.

Kajian yang diterbitkan Kamis lalu dalam jurnal ACS ES&T Water ini muncul di saat pemerintahan Trump sedang merombak sebuah aturan yang mewajibkan sistem penyedia air untuk mengambil tindakan membersihkan bahan kimia abadi dari air minum.

Zat per- dan polifluoroalkil (PFAS), yang secara kolokial disebut sebagai bahan kimia abadi, merupakan golongan dari ribuan bahan kimia yang tidak terurai di lingkungan dan telah dikaitkan dengan sejumlah konsekuensi kesehatan yang mengkhawatirkan, termasuk berbagai kanker, gangguan hormonal, dan keterlambatan perkembangan. Karena tidak terurai, zat ini sangat pervasive: sebuah kajian 2023 dari US Geological Survey memperkirakan bahwa 45 persen air keran di AS mungkin mengandung setidaknya satu jenis bahan kimia PFAS.

Tahun lalu, pemerintahan Biden merampungkan aturan yang menetapkan batas legal PFAS dalam air minum untuk pertama kalinya, menetapkan batasan ketat untuk enam jenis bahan kimia PFAS dan mewajibkan perusahaan air untuk membersihkan air minum di bawah batas ini pada tahun 2029. Namun pada Mei lalu, Badan Perlindungan Lingkungan (EPA) mengatakan akan mempertimbangkan kembali regulasi untuk empat dari enam bahan kimia dalam aturan awal dan memperpanjang tenggat waktunya dua tahun. Perubahan ini terjadi setelah munculnya protes luas dari perusahaan air, yang menyatakan bahwa biaya pemasangan sistem filtrasi PFAS jauh melampaui perkiraan awal lembaga tersebut.

“Dengan melanjutkan langkah-langkah bersejarah untuk menangani PFAS selama masa pemerintahan Trump pertama, EPA menangani PFAS dari semua kantor program kami, memajukan riset dan pengujian, menghentikan PFAS masuk ke sistem air minum, menindak pencemar, dan banyak lagi,” ujar Brigit Hirsch, Juru Bicara EPA, kepada WIRED dalam sebuah pernyataan. “Ini hanyalah sebagian kecil dari upaya lembaga mengenai PFAS selama masa jabatan kedua Presiden Trump untuk memastikan rakyat Amerika memiliki udara, tanah, dan air yang paling bersih.”

MEMBACA  Jawaban Mini Crossword NYT Hari Ini19 Oktober

Hirsch juga menekankan bahwa sementara EPA mempertimbangkan kembali standar untuk empat bahan kimia yang dimaksud, “hasilnya mungkin saja bisa menjadi persyaratan yang lebih ketat.”

Para ahli mengatakan bahwa biaya pembersihan PFAS dapat memberikan manfaat lain di luar sekadar menghilangkan bahan kimia abadi dari pasokan air warga Amerika. Para penulis kajian baru ini—semuanya karyawan Environmental Working Group (EWG), sebuah lembaga nirlaba yang melakukan penelitian tentang keamanan kimia—menyatakan bahwa teknologi yang menghilangkan PFAS juga dapat menyaring sejumlah zat berbahaya lainnya, termasuk beberapa yang tercipta sebagai produk sampingan dari proses pengolahan air itu sendiri.

Kajian ini mengamati tiga jenis teknologi filtrasi air yang telah terbukti menghilangkan PFAS. Teknologi-teknologi ini “sangat luas digunakan, telah dipakai untuk waktu yang sangat lama, dan terdokumentasi dengan baik dalam menghilangkan sejumlah besar kontaminan,” ujar Sydney Evans, seorang analis senior di EWG dan rekan penulis laporan tersebut.

Sebagian besar proses disinfeksi air rutin di AS melibatkan penambahan bahan kimia—biasanya klorin—ke dalam air. Meskipun proses ini menghilangkan patogen berbahaya, ia tidak dapat melindi PFAS atau jenis kontaminan lain, termasuk logam berat dan elemen seperti arsen.