Microsoft menandatangani kesepakatan untuk melatih UKM di Singapura dalam AI

Microsoft telah menandatangani beberapa kemitraan untuk mendorong adopsi kecerdasan buatan (AI) dan keterampilan di Singapura, khususnya di kalangan bisnis kecil dan menengah (SMB). Perusahaan teknologi ini bekerja sama dengan SkillsFuture Singapore untuk memberdayakan 2.000 SMB selama tiga tahun dengan pengetahuan untuk memanfaatkan alat AI. Microsoft juga bermitra dengan Institute for Adult Learning untuk mengintegrasikan AI ke dalam kurikulum pendidikan, dengan rencana untuk bersama-sama mengembangkan dan menguji alat dan metodologi AI untuk meningkatkan pengalaman belajar. Perusahaan ini juga akan bekerja dengan NTUC LearningHub untuk melatih hingga 100.000 anggota Kongres Serikat Perdagangan Nasional (NTUC) dengan keterampilan dasar AI. Kerjasama ini telah menghasilkan beberapa program pelatihan online dan tatap muka yang berfokus pada penerapan AI di tempat kerja. Microsoft juga bekerja dengan EnterpriseSG dan AI Singapura untuk mendorong adopsi Microsoft Copilot di kalangan SMB lokal dan mengidentifikasi kasus penggunaan khusus industri untuk AI generatif. Upaya ini akan memungkinkan SMB untuk meningkatkan manfaat AI dan produktivitas. Microsoft juga memperkenalkan inisiatif untuk mengembangkan solusi AI untuk sektor industri kunci. Program Microsoft AI Pinnacle melibatkan pengembangan peta jalan untuk kasus penggunaan AI strategis serta kasus penggunaan AI yang teroperasional. Inisiatif baru ini akan membentuk Pusat Kemampuan AI, yang terdiri dari akselerator dan alat AI, kerangka kerja AI yang bertanggung jawab, dan program tata kelola. Program ini juga akan menyediakan program pelatihan. Microsoft AI Pinnacle Program diluncurkan dengan lima organisasi peserta dari berbagai sektor, termasuk perawatan kesehatan dan maritim. Program ini akan mencakup peluncuran Copilot untuk fungsi bisnis seperti SDM, keuangan, dan pemasaran. Organisasi peserta juga dapat bekerja dengan Microsoft Research dan mitra mereka untuk mengembangkan kemampuan AI baru. Laurence Liew, direktur inovasi AI Singapura, telah mendorong vendor perangkat lunak AI generatif untuk menggabungkan model data regional dan lokal agar produk mereka lebih mencerminkan populasi global yang beragam. Integrasi model bahasa besar (LLM) Southeast Asian Languages in One Network (SEA-LION) akan membantu alat AI generatif ini menghasilkan respons yang lebih akurat. Liew mencatat bahwa sebagian besar alat AI generatif publik saat ini tidak berfokus pada Asia dan mungkin memiliki bias data tertentu. LLM seperti SEA-LION lebih “peka budaya”, yang akan memastikan respons AI generatif lebih baik mencerminkan campuran sosialitas wilayah tersebut. Pada bulan Januari, Singapura merilis panduan untuk membantu bisnis lokal menavigasi adopsi AI generatif dan mendapatkan keterampilan untuk mendukung inisiatif tersebut. Diberi nama Generative AI for the Tech Workforce, panduan sumber daya ini bertujuan untuk membantu organisasi Singapura, seperti SMB, yang ingin mengintegrasikan teknologi tersebut ke dalam lingkungan mereka. Pemerintah Singapura bulan lalu mengatakan bahwa mereka mengalokasikan setidaknya SG$1 miliar ($741,97 juta) untuk mempercepat pengembangan AI di negara tersebut, termasuk mengamankan akses ke daya komputasi dan keterampilan yang diperlukan. Rencana juga sedang berlangsung untuk meningkatkan jaringan broadband nasional negara tersebut dan membangun pusat komando keamanan siber baru. Investasi ini bertujuan untuk mendukung upaya pemerintah Singapura dalam memanfaatkan teknologi di sektor-sektor kunci dan merupakan bagian dari anggaran fiskal 2024 mereka, yang berjalan hingga Maret tahun depan.

MEMBACA  Bolehkah istri dalam Islam menanyakan gaji suami dan mengendalikan semua uangnya? Inilah jawaban tegas Mamah Dedeh