Meta Rekrut Desainer Terbaik Apple untuk Perbaikan Antarmuka Perangkat Lunaknya

Meta telah melakukan langkah besar dengan merekrut dua desainer ternama dari pesaing utamanya, Apple. Keduanya diperkirakan akan ditugaskan untuk merancang perangkat keras AI generasi terbaru Meta beserta perangkat lunak pendukungnya.

Alan Dye, yang sebelumnya menjabat sebagai Wakil Presiden Desain Antarmuka Pengguna di Apple, akan bergabung dengan Meta untuk memimpin sebuah studio desain baru di bawah Reality Labs. Billy Sorrentino, seorang direktur senior di tim desain Apple (dan mantan kreatif direktur WIRED), juga akan bergabung ke Reality Labs Meta.

Dalam sebuah unggahan di platform Threads milik Meta, CEO Mark Zuckerberg menyatakan bahwa keduanya akan memimpin studio baru tersebut dan “menyatukan desain, fashion, dan teknologi untuk mendefinisikan generasi berikutnya dari produk dan pengalaman kami.” Sorrentino mengonfirmasi berita ini melalui unggahan Instagramnya. (Menanggapi permintaan komentar dari WIRED, perwakilan Meta mengarahkan pada unggahan Threads oleh Zuckerberg dan CTO Meta Andrew Bosworth.)

Dye telah lama menjadi figur penting di tim desain Apple, memimpin terobosan besar seperti watchOS, Apple Vision Pro, dan reddesain Liquid Glass untuk iOS 26 yang cukup kontroversial—disebut indah namun “sulit dibaca” oleh para desainer. Perpindahannya ke Meta mengisyaratkan ambisi perusahaan pimpinan Zuckerberg ini untuk menyaingi dominasi Apple dalam desain interaksi, meskipun juga memicu candaan tentang apa yang akan dilakukan “si Liquid Glass” pada antarmuka desain Meta.

Anshel Sag, seorang analis teknologi di Moor Insights & Strategy, berpendapat bahwa langkah ini terutama menandai upaya Meta untuk memperbaiki antarmuka penggunanya yang sering dianggap kaku dan kurang menarik di berbagai platform.

“Meta selalu menjadi mimpi buruk dari sisi perangkat lunak,” ujar Sag. “Ada banyak ketidakkonsistenan di seluruh platform software Meta. Facebook, Instagram, WhatsApp, Quest—mereka tidak memiliki standar kualitas tertinggi. Itu terutama terasa pada antarmuka penggunanya. Jika mereka ingin pengguna betah di platform mereka, mereka harus memperbaiki UI-nya.”

MEMBACA  Dapatkan Diskon 45% untuk Speaker Bluetooth Terbaik Saat Ini

Langkah ini terjadi saat Meta terus berkomitmen penuh pada upaya AI-nya. Awal tahun ini, Meta menggelontorkan dana yang tampaknya tak terbatas untuk lab ‘Superintelligence’-nya, yang bertujuan membangun tim bintang AI bergaji tinggi demi memajukan tujuan kecerdasan mesin perusahaan. (Para karyawan yang direkrut mulai hengkang belum genap sebulan kemudian.) Di saat bersamaan, Meta juga mempertimbangkan pemotongan anggaran besar untuk Reality Labs.

Yang terpenting, perusahaan ini telah fokus pada kacamata pintar berbasis AI-nya, hampir memonopoli pasar dengan lensa Ray-Ban Meta. Di sinilah perhatian baru Zuckerberg pada desain dan fashion berperan, mengingat kesuksesan kacamata pintar Meta tak lepas dari desain frames yang tajam hasil kolaborasi dengan EssilorLuxottica. Orang tidak akan memakai kacamata pintar, betapa pun canggihnya, jika tampilannya buruk. (Contohnya, kacamata Meta Ray Ban Display terbaru yang sangat kuat namun terlihat terlalu besar.) Fokus pada desain yang lebih elegan jelas menjadi prioritas utama Meta. Namun yang lebih krusial, mereka harus membuat semua perangkatnya bekerja dengan baik secara terintegrasi.

Tinggalkan komentar