Diadopsi pada tahun 1958, pengecualian GRAS dimaksudkan untuk mencakup bahan-bahan yang umum digunakan, jelas Jensen Jose, penasihat regulasi untuk lembaga pengawas nirlaba Center for Science in the Public Interest yang berbasis di Washington, DC. “Tujuannya agar tidak perlu undang-undang baru setiap kali menambahkan garam ke sandwich.”
Namun, seiring meningkatnya nafsu industri makanan terhadap aditif dalam beberapa dekade berikutnya, aturan GRAS akhirnya melingkupi lebih banyak bahan—dengan produsen aditif ini dibiarkan mengatur diri sendiri. “Harapannya mereka melakukan studi ilmiah sendiri,” kata Jennifer Pomeranz, pengacara kesehatan masyarakat dan profesor di New York University’s School of Global Public Health. “Tapi secara hukum, tidak ada yang memeriksa.” Secara teori, Pomeranz mengatakan, “perusahaan bisa menambahkan bahan baru tanpa mencantumkan senyawa kimianya di kemasan.”
Hasilnya, banyak aditif yang dianggap aman menurut regulasi FDA justru dilarang oleh pemerintah lain karena masalah keamananan. “Senyawa ditambahkan untuk memperpanjang usia simpan, estetika, dan kenyamanan,” ujar Lindsay Malone, ahli gizi dan pengajar di Departemen Nutrisi di Case Western Reserve University. “Bahkan sampai seberapa mudah makanan dikeluarkan dari kemasan plastik.”
Senyawa berisiko kesehatan memenuhi rak toko kelontong AS, dikonsumsi warga setiap hari. Contohnya butylated hydroxytoluene (BHT), pengawet yang dikaitkan dengan gangguan hormon. BHT sering ditemukan di sereal, camilan kering, dan kue kemasan. Sementara permen karet, keripik kentang, atau daging olahan mungkin mengandung butylated hydroxyanisole (BHA), karsinogen potensial. Keduanya lolos regulasi FDA lewat celah GRAS.
Secara terpisah, senyawa seperti BHT, BHA, dan MOAH belum tentu berbahaya. Yang lebih dikhawatirkan adalah efek kumulatifnya—konsumsi seumur hidup terhadap senyawa umum, adiktif, dan berbahaya. Malone menyebut diet tinggi makanan ultra-proses—yang paling mungkin mengandung aditif—bisa pengaruhi kesehatan usus. Mikrobioma yang terganggu diduga menyebabkan peningkatan permeabilitas usus (“leaky gut”), kondisi yang belum terbukti di mana patogen dan racun diduga bocor ke aliran darah.
Ada sedikit kemajuan regulasi di AS terhadap aditif berbahaya. Pada Januari, FDA melarang pewarna makanan Red 3 yang berasal dari minyak bumi—penelitian tahun 1980-an dan 1990-an menunjukkan bisa sebabkan kanker pada tikus lab. Tahun 2024, brominated vegetable oil (BVO) juga dilarang, stabilisator rasa buatan yang bisa sebabkan keracunan bromin—sudah dilarang Inggris sejak 1970.
FDA tidak segera menanggapi permintaan komentar dari WIRED.
Tapi kedua aditif ini pertama kali dilarang oleh California pada 2023—Jose bilang lebih efektif melarang lewat legislatif negara bagian ketimbang FDA. “Kami berhasil buat California mengajukan RUU, mengesahkan hukum, dan melarang Red 3 sebelum FDA merespons petisi kami di 2022. Kalau perusahaan tidak bisa jual produk di California atau New York, lebih baik mereka reformulasi produk untuk seluruh negeri.”