Hari Tanpa Internet: Pengalaman Detoks Digital Saya
Aku berdiri di sebuah bukit di Pegunungan Sandia dekat Albuquerque, New Mexico, dikelilingi pohon pinus dan cemara merah, mendengar kicauan burung junco bermata gelap yang berlarian di semak-semak. Di tengah keindahan ini, teleponku berbunyi. Lagi. Dan lagi. Bergetar, berdering.
Seorang teman mengirim link Instagram. Uber Eats menawarkan diskon. Target punya kupon produk pembersih. Seseorang lewat di depan kamera pintu Ring. Hidup kita sangat bergantung pada internet, sampai hidup tanpanya terasa mustahil. Tapi aku siap mencoba hari tanpa kebisingan digital—detoks internet. Bisakah aku melakukannya? Akankah aku menikmatinya?
Awalnya, aku senang dengan ide ini. Tanpa gangguan terus-menerus? Tanpa berita? Tanpa email? Kedengarannya menyenangkan! Tapi kemudian sadar: Tidak ada notifikasi security camera. Tidak ada update lalu lintas. Tidak bisa memantau kucing foster dari jauh. Tidak bisa streaming Eastbound & Down. Jadi, dengan perasaan antara antusias dan cemas, aku mempersiapkan hari tanpa internet.
Aturan Main Detoks Internet
Internet begitu melekat dalam hidupku sampai aku harus memikirkan seperti apa hari tanpanya. Aku teringat masa kecil, saat telepon putar sudah jarang dipakai, orangtuaku mencatat janji di kalender dinding, dan merencanakan perjalanan dengan peta kertas. Eksperimen ini seperti mesin waktu, kembali ke masa lalu. Jadi, panggilan suara diperbolehkan. Selain itu, tidak.
Ini yang kulakukan pukul 22.30 malam sebelumnya:
- Mencabut router T-Mobile 5G Home Internet: Wi-Fi rumah mati, termasuk Alexa, aplikasi streaming, kamera Ring, dan Wyze security cameras. Termostat dan smart plug ikut offline.
- Mengaktifkan Focus Mode: Aku memblokir semua aplikasi di HP Android, kecuali panggilan suara. Tidak ada SMS, tidak ada notifikasi.
Hari Eksperimen Tanpa Internet
Pagi hari dimulai dengan lancar. Aku punya jam alarm analog, jadi bangun tepat waktu. Daripada membalas pesan atau membaca berita politik, aku menikmati kopi pagi sambil membaca novel Louise Penny. Sunyi dan damai. Beban digital hilang seketika.
Aku dan suami memutuskan menjelajahi estate sales. Kami mencatat alamat sebelumnya dan membawa peta Albuquerque dari atlas tahun 2002. Tanpa Google Maps, aku navigasi dengan susah payah—melihat tulisan kecil, mencari jalan di indeks. Dua lokasi pertama mudah, tapi yang ketiga di luar kota tidak ada di peta kami.
Kami terjebak macet di I-40 tanpa peringatan lalu lintas. Akhirnya, kami keluar dan mencari jalan alternatif lewat Route 66. Setelah tersesat sebentar, kami menelepon penyelenggara estate sale—beruntung nomornya tercatat. Mereka menawarkan mengirim peta via SMS, tapi kami minta petunjuk lisan saja.
Dan berhasil! Kami menemukan tempat itu, jauh di pedesaan. Aku dapat piring kaca vintage murah. Kami menjelajahi kota-kota kecil, menikmati pemandangan, dan pulang tanpa lewat jalan tol.
Malam Tanpa Streaming
Aku bukan pecandu streaming. Biasanya hanya berlangganan satu atau dua layanan. Saat ini, Prime dan Max. Tanpa internet, kami mencoba antena TV. Hasilnya? Sedikit mengecewakan. Hanya ada acara belanja, film koboi, dan sinetron lama.
Akhirnya, kami nonton film Western tua bintang Willie Nelson—ekspresinya selalu kesakitan—lalu beralih ke menyusun puzzle. Aku tidur lebih awal, membaca buku, dan HP hanya jadi pemberat di laci.
Hasil Detoks Internet
Bagian terbaiknya adalah hilangnya gangguan kecil: notifikasi lingkungan, promo toko, email sampah. Aku sangat menikmati ketenangan sampai router baru dinyalakan 36 jam kemudian.
Meski khawatir soal keamanan tanpa kamera, ternyata tidak masalah untuk satu hari. Namun, aku tetap mengatur ulang motion detection Ring agar tidak terlalu sensitif.
Yang paling kusadari adalah kebiasaan menggapai HP untuk hal sepele: "Bagaimana cara buka kemasan bagel Costco yang aneh?", "Apakah Whole Foods jual cronut?", "Siapa penyanyi Rainbow in the Dark?". Tanpa jawaban instan, aku baik-baik saja.
Aku masih menyukai banyak hal yang internet tawarkan. Tapi tidak perlu selalu ada di pundakku, berbisik tanpa henti.
Jadi, inilah saranku: Matikan internet sesekali. Sehari. Beberapa jam. Bawa peta. Jalan-jalan. Nonton film lama pakai antena. Internet akan tetap ada besok.