Bagi pengguna yang telah memakai Meta Ray-Ban Display untuk jangka waktu yang cukup lama, pasti menyadari satu kekurangan besar: tidak adanya app store. Artinya, meskipun bisa melakukan beberapa hal seperti mendapat petunjuk arah, notifikasi pesan, dan panggilan video, semua itu tidak dapat dilakukan dengan aplikasi pihak ketiga. Mungkin Anda berpikir, "Wajar saja belum ada aplikasi untuk produk yang masih baru," namun masalahnya lebih rumit dari itu. Meta saat ini tidak memiliki rencana konkrit untuk menghadirkan aplikasi ke satu-satunya kacamata pintar mereka yang memiliki layar.
Meski Meta telah mengumumkan SDK bagi para pengembang pada acara Connect untuk kacamata Ray-Ban Meta AI dan Meta Ray-Ban Display, program yang memberi akses alat pengembangan aplikasi tersebut masih dalam tahap akses terbatas tanpa tanggal peluncuran pasti. Pada September lalu, Meta hanya menyebutkan target peluncuran yang samar-samar di tahun 2026. Sementara itu, siapa pun yang telah mengeluarkan $800 untuk sepasang kacamata pintar ini harus bersabar dan berharap agar fungsionalitas tambahan segera tiba.
Seberapa pun tingginya harapan pengguna akan kehadiran lebih banyak aplikasi, hal itu tidaklah dijamin. Mengacu pada produk wearable generasi sebelumnya, seperti Apple Watch, fungsionalitas bisa jadi akhirnya terbatas hanya pada kemampuan bawaan, menjadikan janji ekosistem pihak ketiga sebagai impian yang sulit tercapai. Keraguan akan masa depan aplikasi pihak ketiga yang kuat semakin diperkuat oleh hubungan Meta dengan para pengembang belakangan ini. Akhir bulan lalu, Chief Technology Officer Meta, Andrew “Boz” Bosworth, memblokir sejumlah pengembang Quest di X yang mengkritik perusahaan karena—ini lucunya—bersikap tertutup terhadap pengembang pihak ketiga. Waduh.
"Sangat aneh perilakunya. @boztank seolah membakar semua orang yang pernah peduli pada ekosistem Quest. Pertama dia memblokir seorang founder yang telah bertahun-tahun membangun di platformnya hanya karena memberikan komentar bernas, lalu dia memblokir saya hanya karena—memeriksa catatan—membalas tweet founder tersebut…"
Ini semua menunjukkan bahwa, meskipun ada janji SDK dan dukungan lebih untuk aplikasi di masa depan, proses realisasinya oleh Meta tampak kurang ideal. Hal ini bisa merugikan pembeli kacamata pintar Meta, dan juga tentunya merugikan Meta sendiri. Persaingan semakin ketat setiap hari, dan dengan hadirnya kacamata pintar buatan Google di depan mata, kurangnya aplikasi pada Meta Ray-Ban Display bisa terasa semakin mencolok. Google, seperti kita tahu, tidak hanya memiliki platform Android tetapi juga toko aplikasi Google Play, dan saya akan terkejut bila mereka tidak memanfaatkan platform aplikasi mobile yang besar itu dalam perang kacamata pintar yang akan datang.
Demi kepentingannya sendiri, Meta sebaiknya berharap bahwa pengguna merasa cukup dengan kacamata pintar yang terbatas pada (beberapa) notifikasi, navigasi, serta pesan/panggilan. Sebab, sehebat apa pun potensi kacamata pintar dengan banyak aplikasi, masa depan itu tidak akan terwujud tanpa dukungan dari pihak yang, ya, membuat aplikasi itu sendiri.