Walau pengeluaran OpenAI untuk pusat data terlampau besar tanpa rencana pendapatan yang jelas, seolah-olah satu hal yang bisa diandalkan adalah penguasaan pasar. ChatGPT terlihat akan menjadi istilah generik untuk AI, seperti “googling” untuk mesin pencari. Namun, hal itu kini tampak memudar. Sejak perilisan model Gemini 3 dari Google, seakan-akan semua pembicaraan di kalangan penggemar AI di internet hanyalah tentang betapa jauh lebih hebatnya dibandingkan ChatGPT.
Marc Benioff, CEO Salesforce dan penggemar berat ChatGPT, mungkin adalah konvert yang paling vokal. Di X, eksekutif ini berkata, “Ya ampun. Saya telah memakai ChatGPT tiap hari selama 3 tahun. Baru habiskan 2 jam dengan Gemini 3. Saya tidak akan kembali.” Ia menyebut peningkatan model ini dari versi sebelumnya “sangat drastic”, dan mengklaim bahwa “semuanya lebih tajam dan cepat.”
Penilaiannya tidak sendirian. Andrej Karpathy, pendiri OpenAI yang telah keluar, menyebut Gemini 3 “jelas LLM tier 1” dengan “potensi yang sangat solid untuk pemakaian harian.” CEO Stripe, Patrick Collison, juga dengan sengaja memuji rilisan terbaru Google iniācukup mencolok mengingat kemitraan Stripe dengan OpenAI untuk membangun transaksi berbasis AI. Rupanya, apa yang ia lihat dari Gemini terlalu mengesankan untuk tidak dikomentari.
Masukan dari para eksekutif puncak di dunia teknologi ini menyusul heboh selama berminggu-minggu di AI Twitter bahwa Gemini akan mengubah segalanya. Presentasinya pun sejak awal demikian, dengan Google menekankan bagaimana model terbarunya ini memuncaki hampir setiap tes patok duga yang diberikan (walaupun makna sebenarnya dari tes-tes itu mungkin bisa dipertanyakan).
Bahkan pihak di balik pengukuran patok duga tampaknya terkesan. Menurut The Verge, pendiri dan CTO firma patok duga AI LMArena, Wei-Lin Chiang, menyatakan bahwa peluncuran Gemini 3 mewakili “lebih dari sekadar pergeseran peringkat” dan “menggambarkan bahwa perlombaan senjata AI dibentuk oleh model yang dapat bernalar lebih abstrak, menggeneralisasi lebih konsisten, dan memberikan hasil yang dapat diandalkan di beragam evaluasi dunia nyata.”
Waktu kebangkitan kembali Google di ruang AI ini sangat tidak menguntungkan bagi OpenAI, yang saat ini tidak bisa melepaskan diri dari pertanyaan para skeptis yang ragu bagaimana perusahaan ini akan memenuhi komitmen keuangannya yang miliaran dolar. Perusahaan ini dianggap sebagai tulang punggung industri AI, dan industri itu sendiri semakin mendapat sorotan atas investasi yang tampak sirkuler dan mungkin menopang seluruh ekonomi secara artifisial. Kini, bahkan citranya sebagai inovator utama di bidang itu dipertanyakan, dan mereka menghadapi masalah baru: kenyataan bahwa Google pasti bisa mengalahkannya dalam hal pengeluaran tanpa perlu terlalu khawatir dengan masalah profitabilitas.