Namun masalahnya melampaui sekadar perubahan rasio aspek. Remastering acara yang awalnya direkam dengan teknologi lebih primitif terkadang berujung buruk, seperti klip I Love Lucy yang viral tahun lalu, memperlihatkan dua figuran latar yang awalnya buram menjadi terlalu fokus hingga menyerupai sketsa surealis Picasso.
Saya pernah mengunjungi set Frasier pada akhir tahun 90-an, saat industri televisi bersiap beralih dari standar-definisi ke hi-def. Saat mengagumi dekorasi ruang tengah Dr. Crane, salah satu produser sitkom ternama itu mengeluh bahwa semua akan tampak jauh lebih lusuh dalam HD dibandingkan dalam format SD yang lebih pemaaf secara visual. Ia khawatir mereka harus mengeluarkan biaya besar untuk membangun ulang seluruh set permanen. Frasier, Lucy, dan banyak lainnya dibuat tanpa mempertimbangkan bagaimana penampilannya nanti dalam format yang bahkan belum ada saat itu.
Meski banyak film klasik berhasil di-remaster untuk HD atau 4K, mereka adalah proyek mandiri yang memungkinkan perhatian dan ketelitian penuh pada tiap frame. Seinfeld dan I Love Lucy masing-masing memiliki 180 episode. The Simpsons menghasilkan 429 episode dalam standar-def. Melakukan kontrol kualitas dengan volume sebanyak itu sangat sulit, sehingga banyak kesalahan seperti ini terjadi. (Dalam kasus The Simpsons, Disney+ akhirnya menyediakan opsi untuk menonton 20 musim pertama dalam rasio aspek original.) Sesekali ada pengecualian seperti The Wire, dimana kreatornya David Simon bersikap terlibat dalam proses perubahan kualitas gambar dan rasio aspek drama urban yang keras itu, namun hal tersebut langka.
Kesalahan spesifik di Mad Men ini cukup aneh, mengingat serial ini selalu disajikan dalam widescreen HD. Namun empat musim pertama difilmkan dengan seluloid, jadi mungkin dalam proses remaster, seseorang tidak sengaja menggunakan cuplikan alternatif adegan muntah dimana kru belum dihapus secara digital. Sumber terdekat menyebutkan Lionsgate memberikan “file yang tidak tepat” ke HBO Max dan versi yang benar akan segera diunggah.