Adrian Kingsley-Hughes/ZDNET
Ikuti ZDNET: Tambahkan kami sebagai sumber pilihan di Google.
—
Poin Penting ZDNET
- Larangan tidak menggounding drone yang sudah ada.
- Meski larangan mempengaruhi produk baru, produk lama tetap dijual.
- Larangan berpotensi berdampak signifikan pada bisnis dan lapangan kerja.
—
Oke, jika Anda seorang operator drone di AS, Anda mungkin telah melihat berita utama tentang "larangan drone DJI" yang berlaku hari ini.
Tapi apa artinya ini? Apakah drone Anda akan tiba-tiba jatuh dari langit? Apakah pihak federal akan mendobrak pintu Anda jika mencoba menerbangkannya? Atau ini sekadar birokrasi yang tak mempengaruhi Anda?
Baca juga: 9 Gadget Teknologi yang Tak Bisa Kutinggalkan di 2025 (dan Kebanyakan Muat di Saku)
Mari kita telaah apa yang terjadi antara pemerintah AS, DJI, dan produsen drone lain, serta mengurai artinya bagi Anda.
Mengapa Ini Ramai Dibicarakan Hari Ini?
Alasan ini ramai dibicarakan hari ini — 23 Desember 2025 — adalah karena ini adalah batas waktu yang ditetapkan untuk audit keamanan nasional terhadap DJI, bersama semua produsen drone asing lainnya. Nah, audit itu tidak selesai. Bahkan, tidak juga dimulai. Ini pun bukan kesalahan DJI; lebih karena tidak ada lembaga yang pernah ditugaskan untuk melakukan audit tersebut.
Jadi, batas waktu berlalu, dan audit tak kunjung selesai, mengakibatkan Federal Communications Commission (FCC) menambahkan perusahaan drone asing ke dalam daftar peralatan dan layanan komunikasi yang dianggap "berisiko tak dapat diterima bagi keamanan nasional AS atau keselamatan warga AS." Daftar ini telah memuat perusahaan seperti Kaspersky, HTC, dan Huawei.
Ini berarti perusahaan mana pun yang memproduksi "sistem pesawat tak berawak (UAS) dan komponen kritis UAS yang diproduksi di luar negeri serta semua peralatan dan layanan pengawasan komunikasi dan video yang tercantum dalam Bagian 1709(a)(1) Undang-Undang Otorisasi Pertahanan Nasional FY25" tidak akan mendapatkan persetujuan FCC untuk produk baru. Namun, stok lama masih boleh dijual.
Produk DJI Lainnya Juga Terdampak
Ini tidak hanya berlaku untuk drone. Larangan juga mempengaruhi kamera aksi, gimbal, dan mikrofon DJI. Akibatnya, larangan ini meluas di luar operator drone dan berdampak pada hampir semua orang di AS yang berinvestasi dalam produk DJI, yang bisa berakibat signifikan. Bulan lalu saja, Digital Camera World mewawancarai Adam Welsh, kepala kebijakan global DJI, yang mengklaim bahwa produk perusahaan mendukung "sekitar 460.000 pekerjaan dan aktivitas ekonomi senilai sekitar $116 miliar."
Namun—dan di sinilah mulai membingungkan—pemerintah AS bisa mendesak FCC untuk mencabut sertifikasi produk yang sudah ada; produk yang sudah di rak toko bisa dilarang dijual. Saat ini, tampaknya hal ini belum berdampak pada produk yang beredar (dan DJI telah mengkonfirmasi kepada ZDNET bahwa ini masih berlaku).
Ada juga masalah garansi dan servis. Drone bisa dan memang jatuh, dan DJI khususnya telah menawarkan penggantian garansi dan perbaikan yang sangat baik. Larangan FCC bisa mempengaruhi ketersediaan suku cadang dan penggantian garansi. Bahkan, dalam beberapa bulan terakhir, saya menemukan beberapa laporan tentang drone pengganti garansi yang tertahan lama di bea cukai, atau dalam beberapa kasus ditolak.
Apa Risiko Drone Buatan Luar Negeri?
Apakah pemerintah AS punya alasan untuk mewaspadai drone asing? Tidak ada bukti yang diumumkan ke publik mengenai risiko apa pun, dan pemerintah lain juga tampaknya tidak terlalu khawatir dengan drone asing (meski ada beberapa laporan tentang "kekhawatiran" drone yang terbang di atas situs sensitif di Inggris).
Adakah perusahaan yang siap mengambil alih posisi DJI dalam hal drone konsumen dan komersial? Singkatnya, tidak. DJI terpaut tahunan di depan pesaing, meski beberapa perusahaan siap di pinggir lapangan berharap mendapat keuntungan. Salah satunya adalah Unusual Machines, perusahaan drone berbasis di Florida yang menunjuk Donald Trump Jr. sebagai penasihat tahun lalu.
Apa masa depan untuk DJI dan drone secara umum? Saat ini, mustahil untuk dipastikan. Kemungkinan kecil pemerintah AS akan mundur dalam waktu dekat, jadi larangan ini kemungkinan akan tetap berlaku. Dan tanpa perusahaan drone domestik yang siap mengisi kekosongan tersebut, besar kemungkinan penggunaan drone akan mandek, dan para penghobi serta perusahaan — baik kecil maupun besar — yang membangun bisnis sekitar drone akan menderita.