Suara yang kalian dengar itu bukanlah gelembung AI yang meletus — melainkan semua perusahaan yang bergantung pada ekonomi AI sedang menarik napas lega.
NVIDIA, raja chip GPU canggih yang menjadi tulang punggung sebagian besar model AI, kembali mengalahkan ekspektasi pasar. Pada kuartal ketiga tahun 2025, perusahaan ini meraih pendapatan sebesar $57 miliar; angka ini $2 miliar lebih tinggi dari perkiraan kebanyakan analis Wall Street.
Yang lebih menggembirakan bagi NVIDIA, dan bagi seluruh ekonomi AI, hampir semua pendapatan ekstra tersebut berasal dari bisnis pusat data perusahaan — di mana konsep model AI benar-benar diimplementasikan di dunia nyata.
Satu-satunya divisi NVIDIA yang performanya di bawah perkiraan adalah bisnis chip gaming — sesuatu yang tak perlu dipedulikan oleh dunia AI.
LIHAT JUGA:
Semua yang Diumumkan di Konferensi Pers Nvidia Computex 2025 dalam 19 Menit
“Penjualan kami luar biasa hebat,” ujar CEO NVIDIA Jensen Huang mengenai chip Blackwell, model GPU terbaru mereka, dalam sebuah pernyataan. “GPU untuk cloud habis terjual.” Untuk kuartal keempat tahun 2025, perusahaan memproyeksikan total pendapatan yang lebih tinggi lagi, yaitu $65 miliar.
Mashable Light Speed
Huang lebih lanjut menyatakan bahwa “ekosistem AI” telah “memasuki siklus yang positif” dan “berkembang dengan pesat.” CEO tersebut menyangkal hingga Oktober lalu bahwa kita sedang berada dalam gelembung AI; kini dia sepertinya ingin mengatakan bahwa pertumbuhan ini dapat berlangsung tanpa batas.
Apakah Gelembung AI Akan Tetap Meletus?
Namun, gelembung itu masih ada. OpenAI, Anthropic, Microsoft, dan hampir semua perusahaan lain di bidang ini sejauh ini gagal menunjukan pertumbuhan pendapatan dari semua layanan AI yang mengandalkan chip NVIDIA. Tapi mengingat hampir semua fokus pasar tertuju pada kesehatan bisnis NVIDIA, perusahaan-perusahaan ini pada dasarnya mendapat lebih banyak waktu untuk membuktikan diri.
Meskipun NVIDIA terlihat sangat tangguh saat ini, ada kabar buruk bagi Jensen Huang dalam pengumuman Google tentang model AI terbarunya, Gemini 3. Perusahaan menyatakan bahwa model itu “dilatih menggunakan Tensor Processing Units (TPU) Google” — dengan kata lain, bukan menggunakan GPU NVIDIA.
Jika Google, yang CEO-nya sendiri telah mengakui adanya gelembung, menjadi pemain besar di bidang chip AI, perang harga antara Google dan NVIDIA bisa terjadi. Tapi hal itu juga dapat menguntungkan para pemain yang bergantung pada komputasi AI, karena harga penyediaan layanan bisa jadi jauh lebih murah.
Singkatnya, jangan berharap gelembung AI akan segera pecah — tapi jangan juga menganggapnya mustahil. Setidaknya, tunggu hingga laporan pendapatan kuartalan NVIDIA berikutnya, yang dijadwalkan pada Januari 2026.