Lampu Sepeda Terbaik, Diuji dan Direview (2025)

Ukuran: Kalau kamu pengendara harian, lebih baik copot lampu untuk disimpan. Cari desain yang paling ringkas, mudah muat di kantong atau tas. Berkat teknologi LED, sekarang ada lampu super terang tapi tetap portabel. Ukuran dan berat di sini disebutkan tanpa bracket pemasang (kecuali menyatu), karena ukuran dan bobotnya dalam tas lebih penting daripada menambah beberapa ons di sepeda (kecuali kamu atlet balap).

Cara Pemasangan: Posisi dan metode pasang lampu sepeda itu penting. Mounting di stang bagus untuk penerangan jalan, cari desain yang mengarah ke bawah biar jalan lebih terlihat. Lampu helm bergerak mengikuti pandangan, cocok untuk trail. Lampu belakang harus terpasang kuat di sadel atau tas. Pilih mounting quick-release tanpa alat biar mudah dilepas, plus tali karet untuk pindah ke sepeda lain. Beberapa model punya klip serbaguna buat ransel atau baju, jadi kamu bisa lebih terlihat.

Pengisian Daya: Kecuali buat perjalanan semalaman, kecerahan lebih penting dari daya tahan baterai. Semua produk di sini pakai USB-A atau USB-C. Hindari model murah yang pakai baterai sekali pakai, soalnya cepat habis.

Daya Tahan Baterai: Lama baterai tergantung mode yang dipilih. Bisa 2 sampai 30+ jam. Makin terang lampu, makin cepat baterai habis, dan mode sorot tetap juga boros daya ketimbang kedip. Di jalan atau trail, makin terang makin bagus, tapi kalau baterai hampir habis, bisa dikurangi biar awet.

Cek Peraturan Lokal: Meski banyak negara bagian mewajibkan lampu saat visibilitas rendah, aturan tentang jenis lampu yang legal—jarak, lumen, boleh kedip atau tidak—berbeda-beda tiap daerah. Kalau ragu, cek undang-undang setempat.

MEMBACA  Sukarelawan Ganjar dan Anies Bersatu untuk Mempertahankan Demokrasi