Dibandingkan dengan tahun yang secara keseluruhan buruk yang dialami Tesla, perusahaan ini sebenarnya mencatatkan kinerja yang cukup baik pada kuartal ketiga.
Namun, kuartal yang “cukup baik” di tahun 2025 bagi Tesla tetap berarti bahwa laba perusahaan anjlok hingga 37 persen, meskipun pendapatannya tumbuh 12 persen dalam periode yang sama.
Perusahaan EV milik Elon Musk ini melaporkan pendapatan sebesar $28,1 miliar untuk kuartal ketiga yang berakhir pada September. Akan tetapi, biaya operasional perusahaan justru melonjak drastis sebesar 50 persen. Alhasil, meski ada peningkatan pendapatan berkat lonjakan penjualan, Tesla hanya melaporkan laba sebesar $1,4 miliar pada Q3 2025.
Angka ini berasal dari pendapatan $25,2 miliar dan menurun dibandingkan pendapatan tahun lalu yang sebesar $2,2 miliar.
Masalah Tesla tidak berhenti di situ. Bahkan poin positif utama bagi perusahaan—yakni peningkatan penjualan di kuartal ketiga, saat perusahaan menjual rekor jumlah kendaraan listrik—memiliki catatan besar.
Masalah Tesla Baru Saja Dimulai
Selama bertahun-tahun, Tesla ditopang oleh kredit pajak dan kredit karbon regulatori, namun perusahaan tidak dapat mengandalkan keduanya di masa depan.
Bahkan, lonjakan penjualan Q3 yang dilaporkan Tesla tampaknya adalah hasil dari buru-buru konsumen membeli EV sebelum program kredit pajak federal EV $7.500 berakhir pada 30 September. Alih-alih sebuah pembalikan keadaan, ini adalah peristiwa satu kali yang didorong oleh pembeli di menit-menit terakhir yang sudah berencana membeli kendaraan dan ingin mengambil kesempatan terakhir untuk berhemat dengan kredit pajak EV tersebut.
Tesla mengirimkan 497.099 kendaraan di Q3. Namun, tampaknya kecil kemungkinan perusahaan dapat meniru angka penjualan tersebut tanpa kredit pajak yang memberi dorongan bagi pembeli.
Namun, ada lebih banyak lagi dalam masalah Tesla. Dari laba kuartal ketiga perusahaan, $417 juta berasal dari penjualan kredit karbon regulatori Tesla ke pabrikan otomotif lain. Kredit regulatori ini sejak lama telah menjadi porsi signifikan dari pendapatan perusahaan EV ini. Namun, sebagai bagian dari RUU anggaran Presiden Donald Trump, pemerintah AS berencana mengakhiri program kredit karbon, sehingga memutus Tesla dari sumber pendapatan utamanya.
Musk sendiri adalah kontributor utama bagi masalah Tesla. Masalah pendapatan perusahaan bermula tak lama setelah Musk menjadikan dirinya dan merek Tesla sesuatu yang dihindari oleh konsumen berhaluan liberal akibat hubungannya dengan Presiden Trump dan keterlibatan Musk dalam DOGE.
Meski demikian, Musk masih saja mengajukan paket kompensasi senilai $1 triliun selama panggilan hasil kuartal agar ia dapat mengendalikan “tentara robot” Tesla.