Paragon didirikan pada tahun 2019 oleh veteran dari Unit 8200 intelijen yang kuat dari Israel Defense Forces dengan keterlibatan aktif mantan perdana menteri Israel Ehud Barak sebagai investor yang diperkirakan memiliki sebagian besar saham perusahaan.
Perusahaan telah menerima investasi dari Battery Ventures yang berbasis di Boston, yang dianggap sebagai salah satu perusahaan modal ventura terbaik di dunia, dan dua pendirinya sebelumnya bekerja untuk Blumberg Capital, perusahaan modal ventura AS besar lainnya.
Media Israel melaporkan pada bulan Juni bahwa sebuah dana ekuitas swasta AS dengan portofolio perusahaan keamanan telah melakukan pembicaraan untuk mengakuisisi kontrol atas Paragon, dengan estimasi valuasinya mencapai $1 miliar.
Untuk memastikan posisi uniknya yang disetujui AS, Paragon telah melakukan “upaya yang disengaja” sejak pendiriannya untuk masuk ke pasar AS, seperti yang dicatat oleh Atlantic Council.
Pada tahun 2019, ketika Paragon sedang mengembangkan Graphite, perusahaan mempekerjakan WestExec Advisors, sebuah firma konsultan terkemuka di Washington, DC yang didirikan oleh mantan pejabat pemerintahan Obama, termasuk menteri luar negeri AS saat ini Antony Blinken, untuk memberikan saran tentang “pendekatan strategisnya ke pasar AS dan Eropa,” seperti yang dijelaskan oleh eksekutif perusahaan kepada Financial Times. Avril Haines, mantan staf WestExec, kini menjadi direktur intelijen nasional AS.
Untuk tetap berada di “peringkat baik” pemerintah AS, Paragon pada Februari 2023 mempekerjakan firma pengacara lobbi berbasis di DC, Holland & Knight, “dengan catatan yang baik dalam menghindari sanksi,” seperti yang dicatat dalam beberapa laporan. Pengungkapan pengeluaran lobbi mengungkap pengeluaran minimal $280.000 pada tahun 2023 dan 2024 untuk kampanye ini.
Fakta bahwa vendor perangkat lunak mata-mata tidak pernah dimasukkan dalam daftar entitas maupun eksekutifnya tidak pernah dikenakan sanksi oleh administrasi Biden menunjukkan bahwa upaya lobbi Paragon telah berhasil.
Selain itu, Perintah eksekutif Biden memberikan cukup ruang untuk implementasi alat seperti Graphite. Ketika seorang pejabat senior pemerintah AS ditanyai secara khusus tentang potensi penyalahgunaan produk andalan Paragon, mereka mengatakan bahwa perintah eksekutif “mewajibkan kepala lembaga untuk meninjau setiap aktivitas yang mungkin relevan,” tanpa mengecualikan kemungkinan penggunaan yang sah.
Sementara itu, perusahaan terus tumbuh dan mengiklankan beberapa posisi di Israel. Di AS, Paragon meningkatkan kehadirannya setelah penandatanganan perintah eksekutif dan mulai mempekerjakan veteran intelijen, termasuk mantan petugas CIA dan FBI di anak perusahaannya, “berharap akan mendapatkan bisnis baru.” Laporan terbaru dari Februari 2024 mengonfirmasi pertumbuhan yang stabil.
Kontrak Paragon senilai $2 juta dengan ICE adalah bukti nyata bahwa pendekatannya berhasil. Masih harus dilihat apakah implementasi Graphite akan sejalan dengan perlindungan hak asasi manusia, privasi, dan demokrasi.