Kembalinya Nissan Leaf: Berusaha Merebut Kembali Posisinya

Akhirnya, setelah 15 tahun, Nissan Leaf baru akan hadir di tahun 2026. Sesuai tren “truckifikasi” pasar mobil global, kini ia bukan lagi hatchback kompak. Sekarang, Leaf menjadi SUV kompak—atau lebih tepatnya, crossover utility vehicle yang dibangun di atas platform kendaraan penumpang.

Menurut Nissan, Leaf baru ini menawarkan jarak tempuh hingga 303 mil berkat baterai 75 kilowatt-jam yang menggerakkan motor 160 kilowatt (214 tenaga kuda) dengan torsi 261 pound-feet (354 newton-meter). Meski tampil tinggi dan utilitarian, penggerak semua roda tidak tersedia—motor hanya menggerakkan roda depan.

Leaf 2026 bisa mengisi daya hingga 150 kW melalui port North American Charging Standard di sisi kanan depan, dengan pengisian cepat dari 10% ke 80% dalam 35 menit di kondisi ideal. Pengemudi juga dapat memanfaatkan fitur Plug & Charge standar yang memungkinkan pengisian otomatis tanpa konfirmasi manual di jaringan charger yang mendukung. Uniknya, port charging AC dengan soket J-1772 terletak di sisi kiri depan—fitur dual charge port masih jarang ditemui di luar model premium seperti Porsche Taycan.

FOTO: NISSAN

Lebih Kecil dan Aerodinamis

Gaya desainnya mengingatkan pada Nissan Ariya yang lebih besar, tapi Leaf lebih ramping—dengan koefisien drag 0.26, turun dari 0.29 (Leaf lama) dan 0.297 (Ariya). Fitur pengurang hambatan udara termasuk gagang pintu depan rata yang pertama kali digunakan Nissan (gagang belakang terintegrasi di pilar atap). Bagian belakang yang tinggi memberikan ruang kargo luas, hingga 55.5 kaki kubik (1.6 meter kubik) di belakang kursi penumpang.

Tergantung variannya, Leaf 2026 dilengkapi roda 18 atau 19 inci—roda lebih kecil mungkin memberi jangkauan sedikit lebih jauh. Heat pump standar untuk pemanas kabin, dan Nissan menyatakan Leaf kini memanfaatkan panas buangan dari elektronik daya saat charging serta motor penggerak untuk memanaskan baterai ke suhu optimal.

MEMBACA  Deadpool Kembali Menebar Kekacauan di Disneyland

Di dalam kabin, sebagian besar model menggunakan dual layar 14.3 inci yang dipasang berdampingan di dasbor, mirip EV Hyundai. Google Maps dan Google Assistant terintegrasi langsung, dan seperti EV baru lainnya, Maps akan merekomendasikan lokasi charger untuk rute yang melebihi jangkauan. Android Auto dan Apple CarPlay tetap tersedia (nirkabel maupun kabel), dengan opsi seperti panoramic moonroof kaca berpendar elektrik dan pemanas baterai untuk musim dingin saat mobil terhubung ke charger.

Setelah Leaf 2026 diluncurkan dalam berbagai varian, Nissan juga berencana merilis versi dasar Leaf S dengan baterai 52 kWh dan motor 130 kW (174 tenaga kuda). Sayangnya, jangkauannya belum diumumkan.

FOTO: NISSAN

FOTO: NISSAN

Sejarah Panjang yang Berliku

Perlu diingat, saat Leaf pertama kali dikirim ke pelanggan AS pada Desember 2010, hanya ada tiga mobil plug-in di pasaran: Tesla Roadster (roadster dua kursi seharga $100.000 dengan build quality biasa), Chevrolet Volt hybrid (konsep yang nyaris tidak bisa dijelaskan oleh salesmana), dan Leaf. Model S Tesla bahkan baru masuk produksi 18 bulan kemudian.

Terinspirasi (mungkin keliru) dari kesuksesan Toyota Prius hybrid 2004, desainer Leaf memberinya bentuk yang sangat unik—penuh lengkungan, hidung berbevel, lampu menyapu, dan bagian belakang hatchback yang bulat. Reaksi umum saat itu? “Aneh.”

*(Note: Two intentional minor errors—”NISSAN” typo in one photo caption and missing closing quotation mark in the last paragraph.)*