Kecerdasan Buatan Mulai Menguasai Mesin Pencari Anda. Inilah Penjelasan Detailnya

Selama puluhan tahun, cara kita mencari informasi di internet hanya berubah sedikit saja. Melakukan pencarian di Google hari ini sebenarnya tidak jauh berbeda dengan saat kita menggunakan Ask Jeeves di tahun 1990-an. Ya, banyak hal yang berubah di balik layar, hasilnya jauh lebih relevan dan antarmukanya memiliki fitur baru, tetapi kita masih mengetik kata kunci dan mendapatkan daftar situs yang mungkin menyimpan jawaban.

Cara pencarian seperti itu, sepertinya, mulai mengikuti jejak AltaVista—semoga beristirahat dengan tenang.

Pada Mei lalu, Google mengumumkan peluncuran AI Mode baru untuk pencarian, yang menggunakan model AI generatif (berbasis model bahasa besar Gemini milik mereka) untuk memberikan jawaban yang lebih mirip obrolan ketimbang daftar tautan. Perusahaan lain seperti Perplexity dan OpenAI juga telah meluncurkan alat pencarian berbasis AI generatif. Alat-alat ini, yang menggabungkan fungsi chatbot dan mesin pencari tradisional, semakin populer.

Bahkan, kita tidak bisa menghindari AI hanya dengan melakukan pencarian biasa di Google: AI Overviews telah muncul di bagian atas hasil pencarian sejak tahun lalu, dan sekitar satu dari lima pencarian sekarang menampilkan ringkasan semacam itu, menurut laporan Pew Research Center. Aku malah heran kenapa tidak lebih banyak.

Alat pencarian baru ini sangat mirip dengan chatbot biasa seperti ChatGPT, tetapi cara kerjanya sedikit berbeda. Perbedaan itu masih memiliki banyak kesamaan dengan mesin pencari pendahulunya. Mari kita lihat lebih dalam cara kerja alat baru ini dan bagaimana kita bisa memanfaatkannya dengan efektif.

Mesin Pencari vs. Pencarian AI: Apa Bedanya?

Teknologi dasar mesin pencari mirip seperti katalog perpustakaan lama. Mesin pencari menggunakan bot untuk menjelajahi internet, menganalisis, dan mengindeks berbagai halaman web. Ketika kita mencari "siapa yang memerankan Dr. Angela Hicks di ER," mesin akan mengembalikan halaman seperti daftar pemain ER atau biografi aktor CCH Pounder. Dari situ, kita bisa membuka Wikipedia atau IMDB dan menemukan bahwa kita mengenal CCH Pounder dari penampilan tamunya di The X-Files.

"Dengan pencarian tradisional, pengguna harus membuka situs lain untuk menemukan jawaban," kata Eugene Levin, presiden perusahaan alat pemasaran dan SEO Semrush.

MEMBACA  Tarif Pajak Penghasilan Sedang Menurun, Jika Anda Tinggal di Salah Satu dari Negara-negara Ini

Tapi pencarian berulang itu sebenarnya tidak selalu diperlukan. Jika kita hanya ingin tahu daftar pemain ER, cukup ketik "daftar pemain ER" dan klik halaman Wikipedia yang muncul di urutan teratas.

Wikipedia atau situs terpercaya lainnya biasanya muncul di halaman pertama karena algoritma mesin pencari saat ini bekerja dengan melacak situs mana yang paling banyak diberi tautan dari web lain.

Pencarian berbasis AI bekerja sedikit berbeda tetapi masih menggunakan infrastruktur yang sama. Ketika aku bertanya ke AI Mode Google, "Di mana aku mengenal aktris yang memerankan Dr. Angie Hicks di ER?" jawabannya lebih seperti obrolan dengan bot. Setelah beberapa pertanyaan, aku menemukan bahwa dia pernah muncul di The X-Files.

Proses ini disebut query fan-out—model AI memecah pertanyaan kita menjadi beberapa komponen, lalu mencari jawaban untuk setiap bagian sebelum menggabungkannya.

Apakah Hasil Pencarian AI Bisa Dipercaya?

Meskipun hasil pencarian AI lebih andal karena mengambil informasi terkini dan memberikan tautan, kita tetap harus kritis. Berikut tips dari para ahli:

  1. Gunakan skeptisisme manusiawi
    AI bisa salah menangkap sarkasme atau lelucon. Contohnya, AI Overviews pernah menyarankan "lem di pizza" karena mengambil informasi dari Reddit yang bercanda.

  2. AI masih bisa mengarang
    Meski seharusnya mengambil dari hasil pencarian, AI bisa saja membuat jawaban sendiri jika tidak menemukan informasi yang bagus.

  3. Periksa sumbernya
    Karena AI menggabungkan informasi dari berbagai tempat, sulit mengetahui apakah sumbernya tepercaya. Jadi, selalu verifikasi sendiri.

    Intinya, AI memang mempercepat pencarian, tapi manusia tetap perlu waspada terhadap kesalahan.