Saat para karyawan di markas SpaceX menyaksikan roket Starship terbaru mereka melakukan splashdown yang stabil dan terkendali di Samudra Hindia, setelah penerbangan selama satu jam di mana ia melewati setiap uji coba, suasananya penuh dengan kegembiraan — dan juga sedikit nuansa patriotik.
“USA, USA,” para insinyur berseru di siaran langsung SpaceX dari Starbase di Brownsville, Texas — melompat dan mengepalkan tangan dengan gaya yang lebih mirip pertandingan olahraga daripada Pusat Kendali Misi NASA.
Namun, perayaan tersebut memang layak — baik untuk SpaceX maupun untuk program luar angkasa AS.
Rencana bulan NASA, yang sudah tertunda lama dan menghadapi persaingan dari program luar angkasa China, tidak dapat berlanjut tanpa Starship. Dan Starship, dengan kontrak senilai $4.2 miliar dipertaruhkan, tidak dapat melanjutkan sampai ia membuktikan bahwa manuver peluncuran-dan-pengembaliannya yang ambisius telah aman.
Ini adalah kesempatan terakhir perusahaan yang dipimpin Elon Musk ini untuk membuktikan diri di tahun 2025, satu tahun dengan catatan yang beragam dan banyak kegelisahan. Meledaknya tangki nitrogen dalam sebuah purwarupa di darat musim panas ini hanyalah bencana PR terbaru untuk Starship. Sebelum uji coba hari Senin, Starship telah enam kali berhasil dari 11 peluncuran.
Bukan apa-apa, mungkin pikir Anda — sekarang tujuh dari 12. Namun satu langkah kecil itu berarti lebih dari yang lain. Dengan data yang dikumpulkan dari kegagalan-kegagalan tersebut, yang menginformasikan baik desain saat ini (versi 2) maupun versi 3 yang akan datang, Starship sedang menuju ke arah kemampuan pengulangan yang andal.
Mashable Light Speed
Splashdown: Sebuah pencelupan yang mulus di Samudra Hindia untuk Ship 38.
Kredit: SpaceX livestream
Roket setinggi 400 kaki ini kini telah melakukan pencapaian luar biasa yang sama sebanyak dua kali beruntun. Dua peluncuran, dua pelepasan pendorong bahan bakar, dua penerbangan selama satu jam, dua uji coba manuver orbital yang identik, dua pengiriman konsep bukti dari satelit Starlink tiruan (yang kali ini berjalan lebih lancar), dua splashdown terkendali di samudra yang bisa saja dengan mudah menjadi landasan pendaratan.
Dan tidak ada perasaan bahwa perusahaan ini bersikap hati-hati dalam uji coba terbaru mereka.
“Kami agak ‘jahat’ pada Starship yang ini,” ujar seorang komentator perusahaan dalam siaran langsung untuk Penerbangan 10, dan Penerbangan 11 tidak berbeda. Wahana antariksa ini dilapisi dengan berbagai ubin pelindung panas yang berbeda, dengan beberapa desain paling eksperimental ditempatkan pada titik-titik paling rentannya — semua untuk mengumpulkan data tentang apa yang berhasil dalam jangka panjang.
LIHAT JUGA:
Tonton Starship SpaceX Meledak dalam Bola Api Raksasa Selama Uji Coba Terbaru
Starship — bagian atas, juga dikenal sebagai Ship 38 — melakukan apa yang SpaceX sebut sebagai “manuver perbankan dinamis” pada saat kembali terkendali ke samudra. Ini akan memungkinkannya mendekati menara pendaratan dan “ditangkap” oleh lengan robotik, dengan gaya yang sama menakjubkan yang telah didemonstrasikan SpaceX dengan pendorongnya.
Tidak ingin kalah kali ini, pendorongnya juga melakukan splashdown terkendali dengan pembakaran 13 mesin.
Apakah semua kesuksesan ini akan berlanjut dengan Starship Versi 3 masih harus dilihat, dan rencana bulan NASA — yang mungkin memerlukan Starship untuk menempatkan sebanyak 40 depot bahan bakar mengambang — adalah satu lompatan raksasa lagi di luar itu. Para klien yang mempertimbangkan untuk mendaftar dalam misi kargo Starship yang direncanakan ke bulan pada 2028, dan Mars pada 2030, mungkin percaya bahwa SpaceX terlalu optimis dengan jadwal tersebut.
Tapi dalam perlombaan mendirikan pangkalan bulan, yang rencananya akan dimasuki China pada 2030, kesuksesan Starship memungkinkan NASA mendapatkan sedikit pijakan untuk sampai di sana lebih dulu.