Jangan Panaskan Makanan di Wadah Bawa Pulang. Ini Alasannya

Ketika rasa lapar dan malas menyatu, memanaskan kembali takeout semalam atau pasta sisa yang dibawa pulang dari restoran di microwave seolah jadi ide terbaik. Tapi jika tidak dilakukan dgn benar, Anda bisa mengonsumsi mikroplastik dan bahan kimia berbahaya.

Tapi apakah kontaminasi plastik benar-benar seberbahaya yang dikatakan para ahli? Semua tanda mengarah ke iya. Studi demi studi menunjukkan bahwa paparan kimia dari mikroplastik bisa menimbulkan risiko kesehatan serius, seperti infertilitas hingga kanker.

Kebanyakan wadah takeout tidak aman dipanaskan

Sebagian besar wadah plastik hitam tidak aman untuk microwave.

Image by Marie LaFauci / Getty

“Jika menggunakan wadah takeout utk memanaskan makanan, pastikan ada label ‘aman dipanaskan’,” saran Ricardo Jarquin, executive chef di Loews Coral Gables di Miami. “Kebanyakan restoran tidak memakainya karena lebih mahal.”

Wadah aluminium, kardus, atau berbahan kertas umumnya bebas plastik dan aman untuk menyimpan atau memanaskan makanan. Wadah plastik murah biasanya tidak aman dan sebaiknya tidak dipakai utk memanaskan makanan. Styrofoam lebih buruk lagi karena bisa meleleh di microwave, tanda jelas bahwa bahan ini tidak aman.

Apa yg harus dipakai selain plastik

Mungkin terdengar ribet, tapi membawa wadah sendiri untuk menyimpan sisa makanan adlh pilihan paling aman.

FreshSplash/Getty

Lalu, cara terbaik memanaskan makanan? Kami berbincang dgn Jarquin yg berpengalaman di hotel ternama seperti Four Seasons dan Marriott, serta Hope Montgomery, pemilik Brick & Mortar di Florida, tentang penggunaan wadah takeout yg aman.

Idealnya, restoran menggunakan wadah kertas, aluminium, atau kardus yg mudah terurai, seperti di Brick & Mortar. Cara paling aman adlh memakai wadah sendiri yg tahan panas, baik utk microwave maupun penyimpanan.

MEMBACA  Ingin Rambut Hitam dan Sehat, Gunakan 3 Bahan Alami Ini

“Wadah paling aman adlh yg bebas BPA, atau lebih baik lagi dari kaca seperti Pyrex,” jelas Jarquin. “Stainless steel & aluminium jg bagus, tapi jangan dipakai di microwave.”

Hati-hati dgn wadah plastik yg diklaim ‘aman microwave’

Banyak wadah plastik mengklaim ‘aman freezer & microwave’, tapi itu tidak benar.

Rubbermaid

Klaim ‘aman microwave’ pd wadah plastik seringkali hanya jargon pemasaran. Plastik sebaiknya tidak dibekukan atau dipanaskan. Bahkan Ziploc & Rubbermaid sedang menghadapi gugatan karena klaim ini. Saat dipanaskan, plastik bisa mengeluarkan bahan kimia ke makanan.

Cara memanaskan makanan dgn aman

Wadah deli mungkin dianggap ‘aman makanan’, tapi kaca atau keramik lebih aman utk microwave.

Julien McRoberts/Getty

Selain rasa, keamanan makanan jg penting. Jangan panaskan makanan di wadah yg tidak tahan panas, termasuk wadah plastik hitam atau styrofoam. Wadah deli boleh dipakai utk penyimpanan, tapi tidak utuk pemanasan suhu tinggi.

Selalu gunakan kaca atau keramik saat memanaskan di microwave. Hindari wadah atau tutup yg mengandung plastik/rubber.

Cara memanaskan makanan agar tetap enak

Air fryer adlh salah satu cara terbaik memanaskan sisa makanan.

Thai Liang Lim/Getty Images

Selain risiko plastik, pastikan makanan tetap lezat saat dipanaskan. “Microwave praktis, tapi hasil lebih baik bisa didapat dgn kompor,” kata Montgomery. “Sedikit minyak atau mentega bisa membantu,” tambahnya.

Jarquin setuju. “Memanaskan di wajan atau oven memberikan hasil lebih baik,” katanya. Beberapa hidangan malah lebih enak keesokan hari, seperti pasta atau pizza.

Kekhawatiran pertumbuhan bakteri

Makanan, termasuk nasi matang, bisa cepat berkembang biak bakteri jika tidak disimpan dgn benar.

Chris Monroe/CNET

Risiko lain adlh pertumbuhan bakteri yg bisa menyebabkan penyakit. “Umumnya, bakteri mulai berkembang setelah 2 jam di suhu ruang, atau 1 jam di cuaca panas (di atas 32°C),” jelas Jarquin. “Karena itu, makanan harus disajikan panas atau disimpan dgn benar.”

MEMBACA  Syukurlah MonsterVerse Ada

Jika khawatir dgn mikroplastik atau keracunan makanan, lebih baik buat makanan baru di rumah. Utk panduan lengkap, lihat Pedoman Keamanan Pangan CDC.