Ada sosok yang mungkin akan menyapamu saat mengalami trip Benadryl yang intens.
Tanpa wajah, diselubungi warna hitam dengan mata merah dan topi tinggi, ia mengintai dengan mengerikan di sudut ruangan. Benadryl Hat Man adalah halusinasi bersama dan berulang yang dilaporkan oleh banyak orang setelah mengonsumsi puluhan tablet antihistamin sekaligus. Figur ini, yang digambarkan dalam kostum Halloween, meme POV-trip Benadryl, dan kaos bergambar di Walmart, telah menjadi simbol tren narkoba baru di mana kaum muda sengaja mengonsumsi dosis besar obat ini, bukan untuk meredakan alergi, melainkan untuk mabuk.
John, seorang mahasiswa berusia 21 tahun yang dulu sering tripping pakai Benadryl, tidak pernah melihat Sang Topi. Namun, katanya, “Aku bisa paham bagaimana itu bisa terjadi. [Benadryl] itu menggali kedalaman otakmu untuk menemukan apa pun yang membuatmu takut. Jadi, kalau kamu takut pada Pria Topi, aku yakin kamu akan melihatnya.” Pencarian akan hal-hal tidak menyenangkan ini, meski terdengar mengerikan, sebenarnya adalah tujuan dari penggunaan Benadryl rekreasi. (John tidak ingin nama aslinya digunakan karena khawatir diketahui teman-temannya.)
Saat digunakan dalam dosis tinggi, diphenhydramine—bahan aktif dalam Benadryl—berfungsi sebagai deliriant, golongan obat halusinogen yang tampaknya semakin populer di kalangan anak muda untuk kepentingan nonmedis. Berbeda dengan psikedelik atau halusinogen lain, tidak ada potensi untuk mengalami trip yang menyenangkan dengan deliriant. Menurut orang-orang yang saya ajak bicara, setiap trip pasti buruk, setiap trip pasti brutal, dan justru itulah tujuannya.
Pada tahun 2020, “tantangan Benadryl” mendapatkan perhatian di TikTok, menantang peserta untuk mengonsumsi setidaknya 12 pil Benadryl demi trip yang intens. Tren ini, yang muncul kembali setiap beberapa tahun, menarik perhatian pada efek psikoaktif dari deliriant. “Aku pernah melihat video tentang itu di TikTok, jadi aku tahu obat itu bisa dipakai untuk rekreasi,” kata seorang pengguna kepada saya.
Dengan minimnya informasi tentang pengurangan dampak buruk untuk konsumsi tingkat tinggi, masalah pun mulai bermunculan. Pada Mei 2020, tiga remaja Texas dirawat karena overdosis Benadryl hanya dalam seminggu, salah satunya baru berusia 14 tahun dan menelan 14 pil. Remaja 14 tahun itu pulih dan kembali ke rumah keesokan harinya. Pada Agustus 2020, seorang remaja 15 tahun meninggal karena kejang setelah overdosis obat tersebut di Oklahoma. Pada September 2020, FDA mengeluarkan peringatan bagi orang tua untuk menyembunyikan dan mengunci persediaan Benadryl mereka, memperingatkan potensi risiko masalah jantung, kejang, dan yang lebih jarang, koma bahkan kematian. Terlepas dari peringatan itu, tren ini tampaknya bertahan. Pada tahun 2020, dilaporkan 4.618 kasus ke Pusat Racun AS terkait penggunaan Benadryl; angka itu meningkat menjadi 5.960 pada tahun 2023, menurut sebuah studi yang diterbitkan di Pediatrics Open Science pada bulan Agustus. Benadryl dan deliriant pada umumnya telah mengakar sebagai andalan di pinggiran kehidupan pemuda Amerika—cara murah dan mudah untuk menjadi mabuk. WIRED menghubungi Kenvue, pabrikan Benadryl, untuk dimintai komentar. Seorang juru bicara perusahaan menyatakan, “Perilaku ini sangat mengkhawatirkan dan berbahaya,” dan mendorong konsumen untuk “membaca dengan cermat dan mengikuti petunjuk pada label serta menghubungi profesional kesehatan mereka jika ada pertanyaan.”
John mulai mengonsumsi Benadryl untuk rekreasi pada November 2024, saat usianya 20 tahun, setelah awalnya memakainya untuk tidur lalu mendengar potensinya untuk tripping secara daring. Dia sedang depresi saat itu dan akan meminum 12 pil untuk trip besar, beberapa kali sehari, dengan setiap trip berlangsung selama empat hingga enam jam. Alih-alih Pria Topi, John melihat tungau bulu mata, serangga kecil yang berkumpul di pangkal bulu mata, bersama dengan “bayangan yang melintas cepat di pandangan sampingmu.” Trip-nya juga bersifat taktil; John melihat dan merasakan laba-laba di sekujur tubuhnya, menggambarkan sensasi “kesemutan yang mendebarkan”.