Buatku, menonton Freakier Friday — sekuel baru dari film komedi pertukaran tubuh tahun 2003 yang dibintangi Lindsay Lohan dan Jamie Lee Curtis — mengubah sudut pandangku: sekarang aku jadi penggemar dua film Freaky Friday yang dibintangi duo ini.
Dari penampilan Curtis yang nostalgia dan tetap lucu saat bangun sebagai remaja 15 tahun dalam tubuh nenek tirinya, hingga adegan-adegan menghibur dengan peramal tukar pekerjaan (Saturday Night Live alum Vanessa Bayer), sekuel ini menawarkan momen konyol dan bikin ketawa. Film ini tak akan berhasil tanpa komitmen bintang utamanya, Curtis dan Lohan. Untungnya, keduanya jelas total dalam sekuel yang lebih besar, lebih konyol, dan tentu saja, lebih "freakier" ini.
Freakier Friday tayang di bioskop pada hari Jumat, 22 tahun setelah film pertamanya. Kali ini, dua dewasa dan dua remaja terlibat dalam kekacauan pertukaran tubuh. Pemeran utamanya termasuk manajer bintang pop dan ibu tunggal, Anna (Lohan), yang berusia 36 dalam dunia Freaky Friday. Ada juga putri Anna, Harper (Julia Butters), dan nenek psikolog penyayang Harper, Tess (Curtis). Berkat pertemuan manis di sekolah Harper, keluarga ini bertambah dengan tunangan Anna, koki Eric (Manny Jacinto), serta putri Eric, Lily (Sophia Hammons).
Status Harper dan Lily sebagai musuh bebuyutan mempersulit rencana penyatuan keluarga ini. Ditambah lagi, ada keputusan penting tentang tempat tinggal mereka — apakah mereka akan pindah kembali ke rumah Eric dan Lily di London atau tetap di Los Angeles. Ketika campur tangan peramal dan pertukaran tubuh tak terhindarkan — Lily bertukar dengan Tess, sementara Anna bertukar dengan Harper — para remaja ini menyadari mereka bisa memanfaatkan tubuh baru untuk memisahkan orang tua mereka.
Aku tak tumbuh dengan Freaky Friday, tapi aku mengerti daya tarik film awal 2000-an ini. Anna muda yang diperankan Lohan sangat keren, dari gaya punk-nya hingga band garasi bersama teman-temannya. Ibunya tak mengerti masalahnya di sekolah atau passion-nya di musik. Anna juga belum sepenuhnya menerima hubungan ibunya dengan calon ayah tirinya. Butuh pertukaran tubuh agar Anna dan Tess menyadari apa yang mereka lewatkan satu sama lain.
Tentu saja, di Freakier Friday, putri remaja Anna sekarang tak lagi melihatnya sebagai bintang rock yang effortless. Band Anna, Pink Slip, pernah meraih ketenaran, dan kini Anna bekerja dengan artis musik populer — Harper perlu melihatnya langsung untuk menyadari betapa hebat ibunya. Di sini, dunia remaja digambarkan lebih cringy, dari pintu kamar bertuliskan "no triggering" hingga persyaratan gluten-free di acara sekolah.
Aku menikmati beberapa referensi ke film pertama — dan ada banyak. Salah satu favoritku adalah kelanjutan obsesi Jake (Chad Michael Murray) pada salah satu bintang film pertama, serta adegan-adegan pengungkapan pertukaran tubuh yang dibesar-besarkan dengan lucu. Energi Lohan dan Curtis membuat lelucon yang sama tetap menyenangkan. Namun, film ini juga penuh cameo — hampir semua pemeran pendukung dari film pertama kembali — yang menurutku agak melelahkan. Pasti ada banyak referensi yang terlewat saat tontonan pertama.
Konflik ibu-anak terasa familiar, tapi tambahan remaja kedua berarti mereka juga harus saling memahami. Lohan dan Curtis dapat lebih banyak screentime sebagai remaja yang suka bertengkar dan berulah, dan seru banget mengikuti petualangan mereka di LA. Jelas, film ini milik Lohan dan Curtis — sampai-sampai aku lupa siapa yang di tubuh siapa saat pertukaran terjadi. Curtis tak ragu jadi bahan lelucon, seperti adegan di mana ia enggan mengambil barang dari bagian "kebutuhan lansia" di toko.
Akhir film terasa terburu-buru dan kurang memuaskan. Tapi, konflik antara dua remaja ini menyegarkan plot, dan pesan tentang pengertian serta empati tetap tersampaikan. Lohan dan Curtis mencuri perhatian, dan senang melihat Lohan kembali memegang gitar setelah 22 tahun.
Glen Wilson/Disney