Di permukaan, pengumuman terbaru Ford terlihat seperti tawaran menggiurkan bagi pembeli mobil. Perusahaan ini mengakhiri kampanye "harga karyawan untuk semua" dan meluncurkan promo musim panas "Nol, Nol, Nol": tanpa uang muka, bunga 0% selama 48 bulan, dan cicilan gratis 90 hari pertama.
Tapi, kalau dilihat lebih dalam, tawaran ini bukan sekadar promo percaya diri, melainkan manuver defensif menghadapi tantangan ekonomi. Program "tanpa uang muka & bunga nol" adalah respons terhadap konsumen yang tertekan finansial dan habisnya kredit pajak EV $7.500.
Menurut Ford, banyak keluarga kini terjepit biaya hipotek dan liburan, sehingga ingin beli mobil tanpa bayar besar di depan. "Tabungan mereka habis untuk cicilan rumah dan liburan musim panas," kata Rob Kaffl, Direktur Penjualan AS, dalam blog post. "Mereka butuh opsi tanpa uang muka."
Data Federal Reserve Bank of New York menunjukkan utang mobil AS mencapai $1,64 triliun, dengan keterlambatan bayar 90+ hari naik ke 2,94%. Meski stabil, angka ini tetap tinggi, membuktikan banyak orang kewalahan bayar cicilan. Tanpa promo bunga 0%, beli mobil baru jadi mimpi jauh.
Ford ingin menarik pembeli F-150 dan Bronco berbahan bakar bensin. Tapi ada deadline genting lain: berakhirnya insentif EV $7.500 pada 30 September. Setelah itu, harga EV langsung melonjak $7.500, memaksa produsen seperti Ford buru-buru jual stok Mach-E dan Lightning.
Meski penjualan Q2 Ford kuat, EV murni justru merosot. Pertumbuhan mereka ditopang truk hybrid/bensin, bukan EV yang sebentar lagi kehilangan daya tarik utama.
Dengan menggabungkan "Ford Power Promise" dan promo bunga 0%, Ford memberi sinyal kepada calon pembeli EV: inilah kesempatan terbaik sebelum pasar berubah total. Langkah ini agresif—membersihkan stok EV dan mengamankan penjualan sebelum resesi ekonomi dan hilangnya subsidi menciptakan badai bagi industri otomotif.