Ketika sekitar 42 juta warga Amerika Serikat menghadapi penghentian bantuan makanan menjelang akhir pekan ini, para influencer sayap kanan jauh, ekstremis, dan penganut teori konspirasi memanfaatkan krisis ini untuk menyebarkan disinformasi rasis tentang para penerima manfaat tersebut.
Akibat shutdown pemerintah, Program Bantuan Nutrisi Tambahan (SNAP) tidak akan lagi didanai mulai 1 November, berdasarkan keterangan di situs Departemen Pertanian AS (USDA) yang mengelola program ini. Meskipun kehilagan manfaat ini dapat berdampak buruk bagi jutaan orang, hal itu tidak menghentikan maraknya disinformasi. Sejumlah penganut teori konspirasi dan influencer sayap kanan mengklaim bahwa imigran adalah penerima utama bantuan makanan, sementara video buatan kecerdasan artifisial di TikTok menyebarkan stereotip rasis tentang orang kulit hitam yang terus meminta lebih banyak bantuan.
Klaim-klaim ini jelas bertentangan dengan fakta, karena data yang dikumpulkan oleh USDA menunjukkan bahwa mayoritas penerima manfaat SNAP justru warga Amerika berkulit putih. Data tersebut juga mengungkapkan bahwa negara bagian yang secara politis sangat konservatif seperti Alabama, Florida, Mississippi, dan Louisiana termasuk yang memiliki persentase penerima bantuan makanan tertinggi.
“Narasi-narasi ini disebarkan untuk mencitrakan bahwa kelompok-kelompok yang tidak berhak menerima sebagian besar manfaat SNAP, sehingga penghentian bantuan SNAP seolah-olah bukan sebuah krisis,” jelas Tracy Roof, seorang ilmuwan politik dari University of Richmond. “Faktanya, sebagian besar penerima SNAP adalah orang-orang yang lahir di AS, dan banyak di antaranya berasal dari keluarga dengan anak-anak, atau para lansia dan penyandang disabilitas. Dari mereka yang mampu bekerja, kebanyakan memang bekerja.”
Sebuah bagan yang diposting oleh akun X berpengaruh bernama “The General” telah memicu teori konspirasi ini, dengan menyatakan bahwa sebagian besar penerima bantuan adalah imigran non-kulit putih, dengan warga AS dari Afghanistan, Somalia, dan Irak sebagai tiga penerima utama yang diklaim. Bagan ini, yang awalnya diterbitkan bulan Juni di sebuah situs bernama Personal Finance Wizards, menurut Politifact, sepenuhnya palsu. USDA tidak mengumpulkan data etnis penerima SNAP selain kategori umum seperti Kulit Putih, Afrika-Amerika, dan Hispanik.
Data USDA menunjukkan bahwa hampir 90 persen penerima SNAP adalah warga negara kelahiran Amerika. Sebanyak 1,1 persen penerima adalah pengungsi dan 3,3 persen adalah non-warga negara lainnya.
Postingan The General telah dilihat 6,3 juta kali dan dibagikan secara luas oleh banyak pihak, termasuk podcaster kanan berpengaruh Matt Walsh, yang mengutip postingan tersebut di X dan menulis: “Kita mengimpor negara dunia ketiga dan memaksa warga Amerika kelas pekerja untuk memberi mereka makan dan tempat tinggal dengan todongan senjata. Ini bunuh diri peradaban.” Postingan lain yang juga membagikan bagan tersebut telah dibagikan ratusan ribu kali. X tidak menanggapi permintaan komentar.