Badan Perlindungan Lingkungan (EPA) AS mengambil langkah untuk mencabut standar emisi bagi pembangkit listrik, sumber emisi CO2 terbesar kedua di negara itu, pada Rabu. Mereka mengklaim bahwa sektor energi Amerika tidak “berkontribusi signifikan” terhadap polusi udara.
“Intinya, EPA berusaha keluar dari urusan perubahan iklim,” ujar Ryan Maher, pengacara dari Pusat Keanekaragaman Hayati.
Pengumuman ini muncul beberapa hari setelah Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional (NOAA) diam-diam merilis data rekor yang menunjukkan konsentrasi CO2 musiman tertinggi dalam sejarah.
Dalam konferensi pers Selasa, dikelilingi oleh legislator dari negara bagian penghasil bahan bakar fosil terbesar, administrator EPA Lee Zeldin menuduh pemerintahan Obama dan Biden “berusaha mencekik ekonomi kita demi melindungi lingkungan.” Zeldin menyoroti pusat data sebagai pendorong permintaan listrik yang belum pernah terjadi dalam dekade mendatang. Menurutnya, EPA sedang “bertindak untuk mengakhir perang agensi terhadap pasokan energi domestik.”
Pencabutan yang diusulkan EPA menargetkan sejumlah aturan di sektor pembangkit listrik yang ditetapkan tahun lalu oleh pemerintahan Biden. Regulasi itu mewajibkan pembangkit batu bara dan gas mengurangi emisi mereka sebesar 90 persen pada awal 2030-an, terutama dengan teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon.
Di antara banyak alasan untuk mencabut regulasi, aturan baru EPA berargumen bahwa karena emisi sektor energi AS hanya menyumbang 3 persen emisi global pada 2022—turun dari 5,5 persen di 2005—dan penggunaan batu bara di negara lain terus naik, pembangkit listrik AS “tidak berkontribusi signifikan terhadap peningkatan konsentrasi gas rumah kaca global.” Namun, menurut EPA, pembangkit listrik menyumbang 25 persen emisi AS di 2022, menjadikannya penyumbang emisi terbesar kedua setelah transportasi. Analisis NYU yang dirilis awal bulan ini menemukan bahwa sektor energi AS, jika dianggap sebagai negara terpisah, akan jadi emitor terbesar keenam di dunia.
“Aksi ini akan jadi bahan tertawaan kalau risikonya tidak begitu besar,” kata Meredith Hankins, pengacara Dewan Pertahanan Sumber Daya Alam.
EPA juga menargetkan aturan Standar Merkuri dan Racun Udara (MATS) yang mewajibkan pembangkit listrik mempertahankan kontrol untuk mengurangi emisi merkuri dan polutan berbahaya lainnya. Pemerintahan Biden memperketat standar ini di 2024, yang sebenarnya sudah ada sejak 2011. Meski ada kemajuan pengurangan emisi merkuri sejak MATS diberlakukan, pembangkit batu bara tetap menjadi sumber utama emisi merkuri di AS.
Pemerintahan juga mempertegas niat untuk menghidupkan kembali industri batu bara, yang terus merosot sejak era gas alam murah dan energi terbarukan di 2010-an. Dalam serangkaian perintah eksekutif April lalu, Presiden Trump mengaitkan masa depan dominasi AI di AS dengan upaya menyelamatkan batu bara.