Dengarkan: Serial Aneh Adult Swim Ini Adalah Salah Satu Acara Fiksi Ilmiah Terbaik Tahun Ini

Aku Harus Mengakui Sesuatu dari Awal: Aku Bukan Penggemar Besar Animasi

Sebenarnya, aku bisa menonton berbagai program animasi. Tapi, aku sadar bahwa aku sering menolak mengeksplorasi proyek baru dalam genre ini. Mungkin karena beberapa judul terasa begitu klise, meniru kesuksesan seperti Rick and Morty alih-alih menciptakan sesuatu yang benar-benar orisinal.

Aku bicara soal ini karena awalnya aku mengabaikan Common Side Effects saat tayang di Max tahun ini. Bahkan, aku menganggapnya sebagai sekadar tontonan biasa. Padahal, ada nama-nama seperti Mike Judge dan Greg Daniels sebagai produser eksekutif. Sebagai orang yang bekerja menonton acara TV, kesabaranku untuk mencoba tontonan seperti ini tergolong tipis.

Namun, salah satu resolusi tahun 2025-ku adalah melawan penolakan dan lebih terbuka. Jadi, akhirnya aku menontonnya. Dan, ya ampun, aku sangat senang melakukannya.

Common Side Effects berkisah tentang Marshall Cuso, seorang eksentrik anti-kemapanan yang kerjalan bertelanjang dada dan memuja keajaiban jamur biru ajaib ("blue angel"). Jamur ini ditemukan di hutan Peru dan diklaim mampu menyembuhkan segala penyakit.

Tapi, ketika pasokan jamur ajaib ini terbatas, berbagai pihak berebut mengendalikannya. Ada korporasi farmasi, penjahat, dan kepentingan khusus pemerintah yang bersaing.

Dave King menjadi pengisi suara Marshall Cuso dalam serial ini. Sebagai seorang penyendiri yang hanya punya teman seekor kura-kura bernama Spartacus, Marshall berusaha merahasiakan penemuannya. Namun, ia akhirnya membocorkannya pada Frances (Emily Pendergast), teman SMA yang ia percaya. Tanpa sepengetahuannya, Frances bekerja untuk perusahaan farmasi Reutical, dan menjadi tangan kanan CEO yang konyol, Rick Kruger (diisi suaranya oleh Mike Judge).

Semua ini terjadi di episode pertama, memicu konspirasi berlapis di mana Marshall berjuang mati-matian melawan keserakahan. Di satu sisi, hubungannya dengan Frances dipertanyakan. Di sisi lain, ada agen DEA eksentrik, Copano (Joseph Lee Anderson) dan Harrington (Martha Kelly), yang menganggapnya sebagai teroris.

MEMBACA  Mengapa Saham Komputer Super Micro Turun Hari Ini

Lalu ada Jonas "the Wolf" Backstein (Danny Huston), pemilik Reutical yang kejam. Ia seperti Smoking Man dari X-Files dalam serial ini.

Marshall—pria polos pecinta kura-kura ini—menjadi target penting dalam daftar buruan. Perjuangannya untuk menyelamatkan manusia berubah menjadi pertarungan untuk bertahan hidup.

Common Side Effects sukses berkat narasi kreatif dari Steve Hely (The Office, Veep) dan Joe Bennett (Scavengers Reign). Mereka menggabungkan komedi, krisis, kapitalisme, dan konspirasi dengan apik.

Ada juga unsur alam yang kuat, mengingatkan pada ilmuwan yang mencari obat baru di hutan. Serial ini mengkritik ketergantungan pada industri farmasi dan eksploitasi alam demi profit.

Meski terdalam berat, serial ini tetap menghibur dengan animasi memukau, dinamika hubungan unik antar karakter, musik synth yang epik, dan momen-momen lucu yang pas.

Para pengisi suaranya juga memberikan performa natural, dengan dialog yang kadang tersendat atau datar—sesuai dengan gaya animasi yang sederhana.

Di antara banyak tayangan Adult Swim, Common Side Effects adalah napas segar. Orisinal, menarik, dan penuh kejutan. Aku terpaku dari awal sampai akhir.

Ini salah satu serial sci-fi terbaik tahun ini. Aku bahkan tak yakin akan sama memukau jika dibuat live-action. Semoga musim kedua bisa memperluas kisah misi jamur Marshall. Sampai saat itu tiba, aku akan terus merekomendasikan Common Side Effects kepada siapa pun. Percayalah, ini sangat bagus.