Produsen pesawat Airbus memanggil pulang ribuan pesawat keluarga A320-nya pada akhir pekan untuk perbaikan perangkat lunak, dalam suatu hal yang digambarkan sebagai salah satu arahan terbesar yang pernah dilakukan perusahaan. Dalam suatu keanehan, radiasi dari matahari tampaknya memainkan peran sentral dalam kejadian-kejadian ini.
A320 baru-baru ini melampaui Boeing 737 untuk menjadi jetliner dengan pengiriman terbanyak dalam sejarah, dan penarikan ini menyebabkan kekacauan dalam berbagai tingkat bagi maskapai di seluruh dunia. CEO Airbus Guillaume Faury menyatakan bahwa penarikan ini “menyebabkan tantangan logistik dan penundaan yang signifikan.” Maskapai Kolombia Avianca mengungkapkan bahwa masalah tersebut telah mempengaruhi lebih dari 70% armadanya dan mereka terpaksa menutup penjualan tiket untuk penerbangan hingga 8 Desember.
Dampak penarikan ini kurang parah di Amerika Serikat. Delta dan United melaporkan dampak terbatas pada operasinya, sementara American Airlines menyebutkan bahwa seluruh 209 pesawatnya yang terdampak telah diberikan perbaikan perangkat lunak.
Meskipun perjalanan udara Amerika terhindar dari gangguan besar, masalah ini terungkap setelah suatu insiden pada Oktober di mana sebuah Airbus A320 yang dioperasikan oleh JetBlue dalam penerbangan dari Cancun, Meksiko ke Newark, New Jersey tiba-tiba turun ketinggian dan harus dialihkan ke Tampa, Florida untuk pendaratan darurat.
Airbus menyatakan dalam sebuah pernyataan pada Jumat bahwa penarikan dilakukan karena perusahaan menemukan bahwa radiasi matahari yang intens dapat “merusak data kritis untuk fungsi kontrol penerbangan” dalam A320-nya.
Lebih khususnya, menurut sebuah arahan FAA, penerbangan JetBlue pada Oktober mengalami malfungsi di elevator aileron computer (ELAC)-nya, yang merupakan komputer yang mengontrol pitch atau sudut hidung pesawat. Airbus meyakini bahwa sun flare—aliran radiasi elektromagnetik matahari yang intens dan terkonsentrasi—mungkin telah merusak data dan menyebabkan ELAC malfungsi, secara tiba-tiba membuat pesawat terjun ke bawah.
Solusi untuk masalah ini adalah kemabali ke perangkat lunak sebelumnya yang relatif cepat sebelum pesawat dapat terbang lagi, kecuali untuk beberapa jet yang mungkin memerlukan penggantian perangkat keras sepenuhnya.
Radiasi matahari adalah sebuah sakit kepala bagi penerbangan, dan matahari baru-baru ini bertingkah. Kembali pada September, para peneliti membagikan bahwa Matahari mungkin memasuki tahap aktif yang tak terduga, dengan peningkatan bertahap dalam aktivitas sejak 2008. Bulan lalu saja, Bumi dihantam beberapa sun flare yang ganas, dengan Pusat Prediksi Cuaca Antariksa NOAA menandai dua di antaranya mampu memicu pemadaman radio yang meluas.
Ahli cuaca antariksa Tony Phillips mengemukakan awal bulan ini bahwa sunspot raksasa telah menghasilkan sun flare “selama berminggu-minggu” dan bahwa “tidak ada alasan untuk berpikir aktivitas ini akan mereda.” Dalam sebuah postingan blog pada Minggu, Phillips menyatakan bahwa sebuah sunspot yang sangat masif kini “berbalik menghadap Bumi” dan bahwa sun flare di masa depan akan memiliki kapasitas untuk menyebabkan gangguan geomagnetik.