CEO Telegram Berjanji Mewariskan Kekayaannya pada 106+ Anaknya

CEO Telegram Pavel Durov sangat terobsesi dengan spermanya sendiri hingga ia menghabiskan bertahun-tahun mengirimkannya ke berbagai wanita agar bisa melakukan inseminasi. Akibatnya, miliarder ini dikabarkan memiliki hingga 106 anak kandung. Kini, Durov berjanji bahwa—jika ia meninggal—kekayaannya yang besar (diperkirakan sekitar $17 miliar) akan diwariskan kepada semua keturunannya yang tersebar itu.

Rencana Durov terungkap dalam sebuah wawancara baru-baru ini dengan Le Point, situs berita Prancis. Ia mengungkapkan bahwa ia baru saja menulis wasiat yang merinci pembagian hartanya untuk anak-anaknya yang jumlahnya tidak biasa.

Mengapa eksekutif Telegram ini memiliki keluarga begitu besar? Karena hubungannya dengan tiga wanita berbeda, Durov mengaku sebagai ayah "resmi" dari enam anak. Namun, berkat donasi spermanya yang berkelanjutan ke klinik IVF di Rusia (tempat ia dilahirkan), ia juga punya anak dengan 100 wanita lain. Tahun lalu, klinik tersebut mengumumkan menawarkan perawatan gratis bagi wanita yang bersedia menerima sperma miliarder ini. Durov sebelumnya juga menyatakan rencananya untuk "membuka kode" DNA-nya agar semua anak kandungnya "bisa lebih mudah menemukan satu sama lain."

Meski hanya membesarkan enam anak sendiri, Durov menganggap semua anaknya setara. "Saya ingin menegaskan bahwa saya tidak membedakan anak-anak saya: baik yang dikandung secara alami maupun yang berasal dari donasi sperma saya," katanya. "Mereka semua adalah anak saya dan akan memiliki hak yang sama!"

Wasiat terbarunya menyatakan bahwa anak-anaknya baru bisa mengakses warisan dalam 30 tahun. Ia ingin menunda pembagian agar mereka belajar mandiri. "Saya ingin mereka hidup seperti orang biasa, membangun diri sendiri, belajar percaya pada kemampuan mereka, bisa menciptakan sesuatu, bukan bergantung pada rekening bank," ujarnya.

MEMBACA  Penyedia Internet Terbaik di Irvine, California

Durov sepertinya memikirkan masa depan keluarganya karena masalah hukum yang ia hadapi. "Pekerjaan saya mengandung risiko," katanya. Telegram memang sering disebut sebagai sarang kriminal, Nazi, predator seksual, dan teroris. Agustus lalu, Durov ditahan di Paris dengan tuduhan memfasilitasi kejahatan di platformnya. Ia dibebaskan dengan jaminan $5,5 juta, tetapi dilarang meninggalkan Prancis hingga penyelidikan selesai.

Dalam wawancara itu, Durov menyebut tuduhan terhadapnya "tidak masuk akal" dan menegaskan tidak ada bukti kesalahannya. "Hanya karena penjahat menggunakan layanan kami, bukan berarti pengelolanya penjahat," katanya. "Tidak pernah ada bukti yang menunjukkan saya bersalah. Tapi seolah-olah saya sudah dihukum dengan larangan keluar dari Prancis."