Bintang Mati Tertangkap Melahap Objek Mirip Pluto

Alam semesta bisa sangat brutal. Pada skala kosmik, segalanya menjadi semakin destruktif—meninggalkan jejak kehancuran dari debu bintang seukuran planet utuh.

Para astronom menggunakan Teleskop Luar Angkasa Hubble menemukan sebuah katai putih—sisa inti bintang yang mati—yang sedang ‘menyantap’ fragmen yang kemudian diidentifikasi berasal dari objek mirip Pluto. Menurut penelitian yang terbit pada 18 September di Monthly Notices of the Royal Astronomical Society, para astronom sepertinya menangkap katai putih tersebut di ujung waktu makannya; beberapa waktu lalu, tarikan gravitasinya yang kuat kemungkinan besar telah menyambar sebuah planet es dari orbitnya.

Lebih lanjut, analisis terhadap objek malang itu mengungkap bahwa komposisi kimianya mengandung unsur-unsur penting seperti karbon, sulfur, nitrogen, dan oksigen—menunjukkan bahwa sebelum kehancurannya, planet kecil itu mungkin memiliki air di permukaannya.

Sebuah ‘TKP Kosmik’

Atmosfer katai putih biasanya terdiri dari hidrogen dan helium. Namun katai putih spesifik ini, WD 1647+375, memiliki suplai volatil (zat kimia dengan titik leleh rendah) yang tidak biasa. Hal itu memberi tahu peneliti bahwa ada sesuatu yang aneh.

“Katai putih bertindak layaknya TKP kosmik,” ujar penulis utama studi, Snehalata Sahu, dalam sebuah rilis. “Ketika sebuah planetesimal [objek padat kecil pembentuk planet] tertarik, unsur-unsurnya meninggalkan sidik jari kimia di atmosfer bintang, memungkinkan kita merekonstruksi identitas ‘korban’.”

Jadi tim memulai kerja detektif. Salah satu hal yang mencolok adalah kelimpahan nitrogen di WD 1647+375, yang oleh peneliti dijelaskan sebagai “sidik jari kimia yang sangat penting dari dunia es.” Peningkatan oksigen pada katai putih itu juga jauh lebih tinggi dibandingkan jika korbannya adalah objek batuan.

“Kita tahu permukaan Pluto diselimuti es nitrogen,” tambah Sahu dalam pernyataan Hubble. “Kami menduga katai putih tersebut mengakresi fragmen dari kerak dan mantel sebuah planet katai.”

MEMBACA  Kurir tertangkap membawa 10kg meth di Aceh

Dari sinyal ultraviolet Hubble, tim dapat menyimpulkan bahwa ‘makanan’ bintang ini telah berlangsung setidaknya selama 13 tahun terakhir, dengan laju konsumsi sekitar 200.000 kilogram per detik. Jika benar, korban tersebut pada puncaknya memiliki diameter minimal sekitar 5 kilometer.

Semua bukti menunjukkan bahwa WD 1647+375 sedang mengunyah objek yang dulunya merupakan planetesimal es yang mengambang di sekitar versi lokal Sabuk Kuiper—lingkaran puing es di sekitar tata surya kita.

Sekilas Masa Lalu dan Masa Depan

Penemuan ini memberikan jendela mengejutkan ke masa lalu dan masa depan sistem kosmik, jelas para peneliti.

Misalnya, komet dan planetesimal es seperti ‘camilan’ raksasa WD 1647+375 “mengantarkan air dan volatil lain ke planet-planet kebumian di sistem ekstrasurya—sebuah prasyarat untuk perkembangan kehidupan di dunia lain.” Kini kita tahu bahwa planetesimal es seperti itu memang ada, teori ini dapat diuji lebih lanjut dengan objek lain, seperti komet antarbintang pengunjung baru-baru ini, 3I/ATLAS.

Namun WD 1647+375 sendiri memberikan sekilas gambaran tentang masa depan tata surya kita sendiri, tambah Sahu. Matahari kita pada akhirnya akan padam dan runtuh menjadi katai putih seperti WD 1647+375. Saat itu terjadi, planet-planet di tata surya kita mungkin akan mengalami nasib serupa dengan planetesimal es ini.

“Jika suatu pengamat alien melihat ke tata surya kita di masa depan yang jauh,” kata Sahu, “mereka mungkin akan melihat sisa-sisa yang sama seperti yang kita lihat hari di sekitar katai putih ini.”