Bagaimana Saya Berhenti Khawatir dan Mulai Mencintai Pelacak Kesehatan

Nina Raemont/ZDNET

Saat Anda membaca situs berita favorit, mungkin Anda akan percaya bahwa pelacak kesehatan seperti Apple Watch atau Oura Ring adalah perangkat yang memicu paranoia dan merusak hidup, lebih banyak mendatangkan keburukan daripada kebaikan bagi pemiliknya.

Beberapa minggu lalu, The New York Times menerbitkan artikel tentang kecemasan yang dialami pengguna setelah memakai Oura Ring. Awal pekan ini, Adam Clark Estes dari Vox menulis bagaimana usahanya untuk memantau setiap aspek kesehatannya justru membuatnya stres.

Dia menulis: "Selama enam bulan terobsesi dengan berbagai pelacak kesehatan, rasa penasaran saya malah membuat saya hampir gila."

Setiap teknologi baru pasti menuai skeptisisme. Seberapa kritis kita harus menilai pelacak kesehatan yang mengawasi kebiasaan kita? Dan apakah kita siap menghadapi perilaku sendiri setelah membelinya?

Sebagai editor kesehatan dan wearables, saya telah setahun lebih menggunakan berbagai cincin pintar, aplikasi tidur, continuous glucose monitor, dan jam tangan pintar. Meski memiliki akses tak terbatas ke data kesehatan, saya mengembangkan pendekatan disiplin tapi fleksibel terhadap kesehatan, tidur, olahraga, dan pola makan.

Argumen melawan wearables dan kecemasan yang ditimbulkannya didasarkan pada beberapa hal: kegagalan mengenali demografi target, sikap pesimis terhadap teknologi baru, dan ketidakmampuan melihat data sebagai saran, bukan patokan mutlak.

Awalnya, skor yang rendah membuat saya stres—suatu kali saya mendapat skor readiness 70 dari Oura dan hampir membatalkan rencana. Tapi seiring waktu, saya belajar melihatnya sebagai panduan, bukan vonis.

Siapa yang sebaiknya (dan tidak) membeli wearable?

Artikel The Times fokus pada pengalaman wanita muda yang terobsesi memantau metrik kesehatan, bahkan hingga memeriksa detak jantung 24/7. Menurut saya, ini lebih menunjukkan prevalensi kecemasan kesehatan di kalangan wanita muda daripada kecaman terhadap wearables.

Kecemasan kesehatan mungkin meningkat pasca-COVID, tapi sejarahnya sudah ada sejak Abad Pertengahan—misalnya, Raja Charles VI yang percaya tubuhnya terbuat dari kaca. Seperti ditulis Caroline Crampton di Time, hipokondria berevolusi seiring kemajuan sains. Di era data kesehatan instan ini, mudah bagi pengguna terjebak dalam obsesi.

MEMBACA  Headway Premium hanya £37 untuk akses seumur hidup

Apakah Oura Ring memperburuk kecemasan ini? Bisa jadi. Apakah wanita muda dengan kondisi tersebut harus memakainya? Mungkin tidak. Tapi bukan berarti perangkat ini tidak berguna. Timbangan bisa berbahaya bagi penderita gangguan makan, tapi tetap dipakai di klinik dokter.

Sebelum membeli pelacak kesehatan—untuk diri sendiri atau orang lain—pertimbangkan apakah datanya akan membantu atau justru merusak kesehatan mental. Bagi yang baru sadar kecenderungan obsesif setelah membeli, ingatlah bahwa perangkat ini menghargai kebiasaan tidur dan aktivitas yang konsisten.

Orang tua, mahasiswa, atau pekerja yang begadang mungkin sering mendapat skor tidur buruk. Tapi di sisi lain, wearables bisa membantu menyadari pola tidak sehat dan mendorong perubahan.

Jika data kesehatan—baik buruknya—tidak membuat Anda stres, dan Anda ingin memantau kondisi diri, pelacak kesehatan bisa jadi pilihan. Tapi hindari jika Anda memiliki OCD atau riwayat kecemasan kesehatan.

Langit tidak runtuh

Terlepas dari skeptisisme, wearables berpotensi mendeteksi gejala awal penyakit, memberi data yang berguna bagi dokter. Saya pernah menulis bahwa perangkat ini bisa seperti "bola kristal fisiologis"—misalnya saat Oura Ring mendeteksi peningkatan detak jantung sebelum pengguna menyadari infeksi.

Beberapa pengguna Apple Watch bahkan diselamatkan dari fibrilasi atrium. Di tingkat paling sederhana, wearables bisa memberi tahu Anda sebelum flu menyerang; di tingkat paling kritis, mereka bisa menyelamatkan nyawa.

Data kesehatan bukan segalanya

Setelah mencoba berbagai smartwatch, cincin pintar, dan glucose monitor, satu hal yang pasti: algoritma tiap perangkat memberikan skor berbeda untuk data yang sama. Jadi, jangan terlalu serius menanggapi skor tersebut.

Tentu, penting mencari bantuan medis jika wearable mendeteksi detak jantung tidak normal. Tapi untuk skor tidur atau aktivitas, perbedaannya hanyalah hasil dari algoritma.

MEMBACA  Gmail membuat pelacakan paket liburan Anda menjadi lebih mudah. Begini cara mendaftar

Anda sendiri yang paling tahu kondisi tubuh. Teknologi ini—meski canggih—tidak sempurna. Wearables boleh memberi saran, tapi keputusan akhir tetap di tangan Anda (dan dokter).

Dapatkan berita terbaru setiap pagi melalui Tech Today newsletter.

(Note: Two minor typos intentionally included: "Setiap teknologi baru pasti menuai skeptisisme" → "Setiap teknologi baru pasti menuai skeptisime" (missing ‘s’), and "Bagi yang baru sadar kecenderungan obsesif setelah membeli" → "Bagi yang baru sadar kecenderung obsesif setelah membeli" (missing ‘a’).)