Apa Sebenarnya Instagram Sekarang?

Dalam novel klasiknya *Frankenstein*, Mary Shelley membayangkan monster yang dihidupkan kembali dengan tubuhnya yang dijahit bagian demi bagian, urat demi urat. “Ruang bedah dan rumah jagal menyediakan banyak bahan untuk karyaku,” tulis Shelley.

Itu persis seperti yang dirasakan saat menjelajahi Instagram sekarang—tumpukan fitur yang dijahit sembarangan. Ada alat pencarian AI! Ada aplikasi belanja! Sungguh menguji kesabaran. Instagram mengalami krisis identitas parah, dan aku lelah.

Mengadopsi fitur dari platform media sosial lain dan menempelkannya ke aplikasi yang udah ada memang jadi modus operandi Meta, pemilik Instagram. Tiga tahun setelah Snapchat mempopulerkan “Stories”—postingan sementara yang hanya bisa dilihat teman dan hilang dalam sehari—Instagram meluncurkan fitur serupa dengan nama dan tampilan hampir sama. Ketika TikTok jadi aplikasi paling hits di AS dengan video vertikal yang tak ada habisnya, Instagram kembali bereaksi dengan menambahkan Reels, feed video algoritmik versi mereka.

Seiring Instagram terus menambahkan fitur baru setiap tren berubah, pengalaman pengguna jadi campur aduk ide populer dari platform lain. Saat ecommerce naik daun, aplikasi ini fokus ke belanja online. Ketika AI generatif jadi tren, bilah pencarian berubah jadi chatbot. Yang awalnya tempat berbagi foto, kini jadi gado-gado fitur demi engagement.

Minggu ini, Instagram menambah lagi kebingungan itu. Yang paling mencolok, mereka menambahkan peta yang memungkinkan temanmu melihat lokasi tepatmu setiap kali membuka aplikasi. Fitur ini opsional, tapi tetap terasa aneh dan mengganggu. Ini hampir mirip dengan Snap Map yang dirilis Snapchat sepuluh tahun lalu. Versi Instagram langsung mendapat kritik karena kemudahannya memublikasikan lokasi pengguna hanya dengan beberapa ketukan. Di akunku, aku bisa melihat lokasi persis seorang kenalan lama di San Francisco yang bahkan tidak pernah kuajak bicara lagi.

MEMBACA  Kelaparan di bawah pengepungan Israel - apa yang akan terjadi selanjutnya bagi rakyat Gaza? | Gaza

Instagram juga baru merilis tab “Friends Reels” secara global. Sekarang, kita bisa melihat Reels yang disukai atau dikomentari teman, serta yang mereka repost. Repost semacam ini udah jadi budaya online dari Tumblr sampai Twitter. Yang mengganggu bukan repost-nya, tapi dorongan aktif untuk membagikan video yang kita like ke teman—mirip dengan fitur peta tadi. Aku mungkin tidak akan pernah like Reels panas dari model OnlyFans, tapi teman-temanku tidak se