Apa Itu Exosomes dan Mengapa Ahli Perawatan Kulit Mulai Waspada? (2025)

Apa Itu Eksosom?

Saat ini, mungkin kamu sering melihat istilah "eksosom" muncul di For You Page-mu, mungkin terselip di antara kode promo untuk snail mucin dan video tentang beef tallow. Jika kamu cukup lama menjelajahi SkinTok, kamu akan menemukan banyak video yang mempromosikan terapi eksosom, serum eksosom, dan perawatan eksosom yang menjanjikan kulit sehat bak malaikat.

Perusahaan skincare pun berlomba memanfaatkan istilah ini. Dijual sebagai agen regenerasi ajaib, eksosom bisa ditemukan dalam menu facial senilai $300, prosedur pasca-microneedling, hingga rutinitas skincare para influencer.

Konten TikTok
Konten ini juga bisa dilihat di sumber aslinya.

Apa Itu Eksosom?

Eksosom adalah kantung kecil di dalam sel, atau yang oleh ilmuwan disebut sebagai extracellular vesicle. Mereka berperan seperti kantong pos mikroskopis, mengantarkan mRNA, lipid, dan materi genetik lainnya melalui membran sel dari satu sel ke sel lain.

Eksosom adalah bagian dari sistem komunikasi internal tubuh, mengatur segala hal mulai dari pertumbuhan sel, produksi hormon, hingga ekspresi gen. Ukurannya sangat kecil, hanya sekitar 40 hingga 100 nanometer, sehingga membuat sel darah merah terlihat besar. Ilmuwan pertama kali menemukannya pada tahun 1960-an, tapi baru mendapat perhatian serius di awal 2000-an.

Mengapa Eksosom Kontroversial?

Dalam dunia medis, eksosom sedang diteliti untuk terapi kanker, penyakit neurodegeneratif, dan sistem pengiriman obat. Karena merefleksikan kondisi sel asalnya, sel kanker sering melepaskan eksosom dengan sidik molekuler unik. Ilmuwan sudah memanfaatkannya untuk membantu deteksi dini kanker prostat. Potensinya dalam diagnosis non-invasif sangat besar.

Karena bisa menembus barrier biologis, eksosom juga dieksplorasi sebagai alat pengantar obat target. Selain itu, mereka berpotensi dalam penyembuhan luka, pengurangan inflamasi, dan regenerasi jaringan.

MEMBACA  "Pendidikan vokasi mencetak lulusan siap kerja: Menteri" (Diformat dengan jelas dan ringkas, sesuai kaidah penulisan judul dalam Bahasa Indonesia)

Industri kecantikan pun tak ketinggalan. Sekarang, eksosom ada di pelembab, serum, dan suntikan rambut, dengan klaim bisa memperbaiki skin barrier, meningkatkan produksi kolagen, hingga mengatasi penuaan.

Konten TikTok
Konten ini juga bisa dilihat di sumber aslinya.

Namun, di sinilah masalahnya. Sebagian besar studi klinis tentang skincare eksosom masih berskala kecil atau kurang ketat. Tidak seperti obat, eksosom tidak memiliki komposisi tetap, dosis standar, atau standar produksi (GMP). Variabilitas ini membuat hasilnya sulit diprediksi. Sumbernya pun bervariasi—mulai dari mesenchymal stem cells (MSCs), trombosit, hingga sel tumbuhan dan jaringan tali pusat.

"Tak semua eksosom sama," kata Jodi Gurney, pendiri merek skincare Exotropin. "Sumber, proses produksi, dan muatannya menentukan efektivitasnya."

"Saat ini belum ada teknologi yang bisa menjaga eksosom tetap stabil dalam botol," jelas Dr. Jimmy Sung, ahli bedah plastik. "Meski diklaim mengandung sejumlah eksosom, tak ada cara memverifikasi berapa yang masih aktif."

Jika perusahaan memurnikan eksosom sesuai standar farmasi, mereka harus menggolongkannya sebagai obat. Banyak yang mengkombinasikannya dengan bahan skincare biasa seperti asam hialuronat atau vitamin C untuk menghindari regulasi. Jadi, jika ada efek positif, mungkin itu dari bahan tambahan, bukan eksosomnya.

Aman Gak Sih?

Eksosom bukan sel hidup, jadi risikonya lebih rendah dibanding terapi sel punca. Tapi mereka tetap aktif secara biologis, sehingga kontaminasi tetap jadi masalah. Pemurnian yang buruk bisa menghasilkan produk mengandung miRNA virus, agen imunosupresif, atau faktor pertumbuhan tumor.

"Saya menghindari eksosom non-autolog kecuali sumber, data keamanan, dan mekanismenya jelas," tulis Dr. Hannah Kopelman dalam email ke WIRED. "FDA sudah memperingatkan soal penyalahgunaan produk eksosom tak disetujui. Sebagai praktisi, itu alarm merah."