Coba cari artikel berita tentang “kronis daring” dan sebagian besar hasilnya adalah tulisan ringan soal selebriti yang terlalu banyak menghabiskan waktu di X atau TikTok (Joe Jonas bahkan tak bisa lepas dari ponselnya!). Namun, istilah “kronis daring” juga dipakai oleh media untuk menggambarkan orang seperti Tyler Robinson, pria yang dituduh membunuh aktivis sayap kanan Charlie Kirk.
“Penyelidik menyatakan Robinson adalah apa yang disebut sebagai kronis daring—seseorang yang menghabiskan waktu berlebihan di platform pesan, media sosial, dan bermain gim video,” menurut NPR.
Apakah menjadi kronis daring hanya sekadar sifat kekanakan, atau justru pintu menuju kesepian, delusi, bahkan kekerasan? Kata “kronis” membuat deskripsi ini terdengar klinis, seperti penyakit yang didiagnosis, tetapi kronis daring adalah istilah non-ilmiah—serta deskriptor yang dapat ditafsirkan secara luas.
“Saya rasa tidak ada kesepakatan soal berapa lama waktu daring yang dianggap ‘terlalu banyak’, karena itu juga tergantung pada aktivitas seseorang di internet,” ungkap Carlos Gershenson-Garcia, profesor empire innovation di State University of New York at Binghamton, kepada Mashable. “Maksud saya, banyak orang bekerja hanya lewat internet, sehingga mereka menggunakannya 40+ jam seminggu, ditambah untuk urusan pribadi. Namun, jika seseorang menghabiskan waktu yang sama untuk media sosial, itu cerita berbeda. Atau bermain gim daring. Atau melakukan doomscrolling.”
LIHAT JUGA:
Undang-undang baru California berupaya cegah bunuh diri dengan bantuan AI di kalangan remaja
Ungkapan “kronis daring” menjadi agak umum selama COVID ketika hampir tidak ada kegiatan selain berjalan, membuat roti, dan menatap internet. Seperti ditunjukkan CNET (situs saudara Mashable) pada 2021, sebagian milenial dan Gen Z gemar menyoroti perilaku kronis daring di antara teman sebaya, seperti rutin memakai kosakata eksklusif internet (misalnya, IRL, OOMF) atau terlibat perdebatan dengan orang asing. Meski contoh tersebut tampak relatif tak berbahaya, orang yang kronis daring juga dapat beralih dari koneksi dunia nyata ke hubungan parasosial, serta terlalu terlibat dalam perseteruan selebriti (Nicki Minaj vs. Cardi B. tampaknya contoh utama).
Meski demikian, terlalu dalam terlibat dalam perceraian bintang film mungkin bukan cara terbaik untuk menghabiskan waktu, namun itu jauh berbeda dari teradikalisasi di Reddit hingga melakukan kekerasan.
“Saya kira kuncinya ada pada ‘kronis’, yang bagi saya menunjukkan kondisi medis,” kata John Fitzgerald, PhD, profesor associate bahasa Inggris di Salem State University yang telah menulis tentang teknologi untuk publikasi seperti New York Times. “Saya rasa ini kurang berkaitan dengan berapa lama seseorang menghabiskan waktu daring atau bahkan apa yang mereka lihat, tetapi lebih pada keterlibatan mendalam mereka di ruang daring.”
Gubernur Utah, Spencer Cox, menggambarkan perilaku daring Robinson sebagai penjelajahan “bagian gelap internet yang dalam, budaya Reddit, dan tempat-tempat gelap internet lainnya di mana orang ini menyelam jauh.”
LIHAT JUGA:
Menjelaskan fenomena yang dikenal sebagai ‘psikosis AI’
Tidak disebutkan oleh Cox apakah Robinson menggunakan chatbot AI, yang telah diawasi karena diduga mendorong ideasi bunuh diri di kalangan anak muda. Istilah psikosis AI telah muncul untuk menggambarkan seseorang yang kehilangan koneksi dengan realitas akibat hubungannya dengan chatbot AI—tetapi “psikosis AI”, seperti “kronis daring”, bukanlah istilah klinis. Akankah klarifikasi dari ahli medis tentang kapan perilaku daring berubah dari sekadar tidak sehat menjadi benar-benar berbahaya bisa membantu orang sebelum terlambat? Mungkin, tetapi saat ini informasi tentang perilaku internet tidak sehat di HHS.com, situs departemen Kesehatan dan Layanan Masyarakat pemerintah, sangat terbatas. (Bagian Administrasi Layanan Penyalahgunaan Zat dan Kesehatan Mental, divisi dari HHS, memang menyediakan saran untuk anak-anak dan remaja dalam menjelajahi internet.)
Perilaku daring berbahaya dapat muncul ketika sejumlah faktor tidak sehat berkumpul, ujar Saed D. Hill, PhD, seorang psikolog dan pelatih maskulinitas.
“Beberapa tanda [perilaku daring berbahaya] termasuk ketika keterlibatan daring seseorang mulai benar-benar memicu isolasi sosial, sistem kepercayaan yang kaku, selalu kami versus mereka, atau agresi terhadap kelompok tertentu…maka kemungkinan itu beralih dari sekadar mekanisme koping dan pelarian menuju radikalisasi penuh atau potensi kekerasan,” kata Hill. “Isolasi sosial, dicampur dengan agresi, dan kesulitan dalam hubungan adalah tanda yang besar. Hal ini diperburuk oleh hal-hal seperti narkoba, alkohol, dan akses ke senjata.”
Hill mendorong mereka yang khawatir dengan perilaku daring orang terdekat untuk mengajak mereka beraktivitas di dunia nyata dan sekadar lebih banyak berinteraksi dengan mereka. Konseling dan terapi juga bermanfaat bagi mereka yang bergumul dengan keterikatan daring; terhubung dengan manusia lain untuk mengeksplorasi kebutuhan yang tidak terpenuhi selalu jadi solusi lebih baik daripada “berbalik ke ruang gema digital yang menguntungkan dan membuat perusahaan teknologi bertahan,” ujar Hill.
Jika Anda merasa ingin bunuh diri atau mengalami krisis kesehatan mental, harap bicara dengan seseorang. Anda dapat menghubungi 988 Suicide & Crisis Lifeline di 988 melalui telepon atau SMS, atau chat di 988lifeline.org. Anda dapat menghubungi Trans Lifeline di 877-565-8860 atau Trevor Project di 866-488-7386. Kirim SMS “START” ke Crisis Text Line di 741-741. Hubungi NAMI HelpLine di 1-800-950-NAMI, Senin hingga Jumat pukul 10:00–22:00.
Untuk yang tidak nyaman berkomunikasi via telepon, kirim surel ke [email protected]. Alternatif lainya, layanan 988 Suicide and Crisis Lifeline Chat tersedia di crisischat.org. Sumber daya internasional juga dapat diakses melalui tautan berikut: https://findahelpline.com/i/iasp.