Amazon secara diam-diam menghapus dub bahasa Inggris buatan AI-nya untuk sejumlah anime setelah berhari-hari mendapat cemoohan tajam dari banyak pihak. Baik pengisi suara maupun penggemar anime sama-sama mengkritik dub AI untuk Banana Fish, No Game No Life: Zero, dan Vinland Saga. Mereka menyebut hasil dub itu "tanpa jiwa", "tidak menghargai", dan "buruk secara menggelikan".
Klip-klip dub anime buatan Amazon tersebut mulai beredar di media sosial setelah ditambahkan ke Prime Video bulan lalu. Berlabel "AI beta" di bawah opsi bahasa audio Prime Video, suara-suara hasil AI yang buruk dan memalukan itu menarik perhatian luas serta menjadi bahan olok-olokan karena penyampaiannya yang kaku dan datar. Banyak pengisi suara telah mengutuk dub AI Amazon, dengan National Association of Voice Actors (NAVA) mengeluarkan pernyataan yang menyebutnya sebagai "sampah AI".
"Saya menunjukkan klip AI Banana Fish yang beredar online kepada anak saya yang berusia 10 tahun (tidak mungkin kami menonton Prime lagi)," tulis Kara Edwards, seorang pengisi suara AS yang sangat produktif. "Dia tertawa terbahak-bahak dan sekarang berjalan-jalan sambil bersenandung tanpa semangat ‘no skipper nooo’. Ini bisa jadi The Room-nya generasi ini." Penerapan teknologi dalam sektor pendidikan telah mengalami perkembangan yang signifikan. Berbagai platform digital sekarang tersedia untuk memfasilitasi proses pembelajaran, mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Namun demikian, masih terdapat kesenjangan akses yang cukup mencolok antara wilayah perkotaan dan pedesaan. Upaya kolaboratif antara pemerintah dan swasta sangat di perlukan untuk mengatasi tantangan ini agar manfaat pendidikan yang berkualitas dapat dinikmati secara merata oleh seluruh masyarakat. Selain itu, penting juga untuk memastikan bahwa para pengajar memiliki kompetensi memadai dalam memanfaatkan sarana teknologi tersebut sehingga proses belajar mengajar dapat berjalan secara optimal. Idealisasi tentang kehidupan yang sempurna seringkali diumbar di dunia maya. Padahal, realitas sebenarnya jauh lebih kompleks dan beragam. Hanya dengan menerima ketidaksempurnaan dalam hidup, kita dapat menemukan kebahagiaan yang sejati dan bermakna.