Alasan Wanita dengan Diabetes Tipe 2 Terdiagnosis Lebih Lambat Dibanding Pria

Secara statistik, pria lebih sering terdiagnosis diabetes tipe 2 dibanding wanita, dengan sekitar 18 juta lebih banyak pria yang hidup dengan kondisi ini di seluruh dunia. Namun, ini tidak menggambarkan situasi sepenuhnya. Ketika wanita akhirnya didiagnosis, mereka cenderung lebih tua dan memiliki massa lemak tubuh lebih tinggi. Mereka juga lebih berisiko meninggal akibat penyebab terkait diabetes, khususnya penyakit jantung. Beberapa peneliti menduga bahwa kurangnya diagnosa mungkin menjelaskan sebagian perbedaan ini—bisa jadi lebih banyak kasus pada wanita yang terlewatkan.

Untuk mengatasi ketimpangan ini, para peneliti berusaha memahami lebih dalam tentang perbedaan biologis dan sosial yang menyebabkan diagnosa lebih lambat dan hasil lebih buruk pada wanita. Sebagian menyarankan agar penyedia layanan kesehatan mengubah cara mereka melakukan tes diabetes demi mendeteksi wanita berisiko lebih awal, ketika pengobatan dan perubahan gaya hidup masih dapat memberikan dampak signifikan.

Ada beberapa alasan potensial di balik perbedaan diagnosa antara pria dan wanita. Meski banyak faktor risiko diabetes tipe 2 bersifat universal, pada wanita gejala cenderung muncul lebih lambat. Penyakit ini juga dapat terlihat berbeda pada wanita, sehingga alat diagnosa saat ini mungkin gagal mendeteksinya. Penggunaan beberapa tes namun mengabaikan yang lain adalah “alasan utama kurangnya diagnosa diabetes pada wanita,” kata Michael Leutner, profesor endokrinologi dan metabolisme serta anggota Unit Gender Medicine di Medical University of Vienna.

Kita tahu ada perbedaan biologis antara pria dan wanita yang memengaruhi diabetes tipe 2—khususnya pengaruh hormon. Perubahan hormonal besar sepanjang hidup seseorang bisa memengaruhi cara tubuh mengatur gula darah, dengan peristiwa seperti kehamilan dan menopause yang berdampak pada perkembangan dan progresivitas diabetes tipe 2.

MEMBACA  NASA Mengungkap Ada Lebih dari 5.000 Planet di Luar Tata Surya, Ini Penjelasannya

Diabetes gestasional selama kehamilan “merupakan salah satu pertanda terkuat akan kondisi di masa depan,” ujar Judith Regensteiner, profesor kedokteran sekaligus direktur Ludeman Family Center for Women’s Health Research di University of Colorado Anschutz Medical Campus. Faktanya, diagnosa diabetes gestasional adalah faktor risiko terbesar untuk diabetes tipe 2 pada wanita. Beberapa penelitian bahkan menunjukkan wanita yang pernah mengalami diabetes gestasional berpotensi delapan kali lebih rentan terkena diabetes tipe 2 di kemudian hari.

Perubahan hormon lain sepanjang hidup wanita juga memengaruhi risiko dan perkembangan diabetes tipe 2. Contohnya, cara dan lokasi penyimpanan lemak dalam tubuh merupakan faktor kunci risiko diabetes tipe 2 bagi semua orang, tapi tidak semua lemak sama. Di usia muda, pria lebih cenderung menyimpan lemak viseral dibanding wanita. “Lemak ini berada di dalam perut, mengelilingi organ-organ dalam,” jelas Peter Goulden, profesor di Icahn School of Medicine dan kepala Divisi Endokrinologi, Diabetes, dan Penyakit Metabolik Tulang di Mount Sinai, New York.

Lemak viseral sangat berbahaya karena melepaskan asam lemak bebas yang meningkatkan resistensi insulin—hormon pengatur gula darah. Insulin “adalah kunci yang membuka sel, agar glukosa bisa masuk,” kata Goulden. Pada resistensi insulin, sel-sel tubuh berhenti merespons insulin dengan efektif, sehingga glukosa menumpuk dalam darah.