SteveTheGamer55 sedang siarang langsung di YouTube. Dia sedang streaming sesi GTA 5 RP untuk 4,6 juta pelanggannya, sebuah mod Grand Theft Auto 5 yang memungkinkan pemain untuk berperan dengan pemain lain. “Pengen banget nunjukkin ke kalian beberapa skenario kehidupan nyata,” katanya, sambil memberikan sedikit latar belakang tentang karakternya, seorang pria yang sedang menuju pekerjaannya dengan visa kerja.
Karakternya tidak berjalan jauh sebelum sebuah SUV menerobos trotoar di depannya; agen-agen ICE bermasker membanjiri keluar dari kendaraan. “Berhenti di situ,” ujar salah satu pemain yang berseragam. Tak lama kemudian, SteveTheGamer55 sudah dikepung oleh para agen. Dia menyerahkan kartu identitasnya sementara pemain yang berperan sebagai pengunjuk rasa berteriak pada para agen dan menuntut pembebasannya. “Kenapa kalian melecehkan orang?” protes seorang pemain, sebelum akhirnya si pekerja itu dilepaskan. Kemudian dalam sesi permainan SteveTheGamer55, dia berdiri di depan gerbang besi besar yang mengingatkan pada gerbang di pusat penahanan ICE yang terlihat di kota-kota seperti Chicago. Lebih banyak agen ICE dalam game telah berkumpul. Dia merekam dengan ponselnya. Tepat di depannya, seorang pemain berkostum merah menuntut untuk melihat surat perintah untuk kliennya.
“Acara spesial” yang diadakan pada 20 November, di mana pemain memerankan berbagai peran yang merefleksikan razia ICE di kehidupan nyata, merupakan inisiatif pertama dari New Save Collective, sebuah kelompok yang terdiri dari sekitar selusin gamer dengan latar belakang aktivisme dan organisasi, yang tujuannya adalah untuk mengedukasi gamer dan mengajarkan masyarakat tentang hak-hak mereka ketika berhadapan dengan ICE dalam situasi dunia nyata. Pada 21 November pukul 19.30 ET, para gamer akan berkumpul di dalam game battle royale yang sangat populer dari Epic, Fortnite, untuk mengadakan perburuan harta karun tertutup yang akan menjadi kesempatan edukasi yang lebih kasual. Kelompok ini bekerja sama dengan beberapa kelompok advokasi imigrasi, serta berkolaborasi dengan para konten kreator, untuk menyebarkan pesan mereka secara daring.
Ruang game online sejak lama telah menarik perhatian kalangan kanan sebagai tempat untuk mendorong ideologi konservatif atau bahkan ekstremis. Militer AS secara terbuka tentang upayanya menggunakan game sebagai alat rekrutmen, dan otoritas imigrasi pun tak berbeda. Pada bulan Oktober, Departemen Keamanan Dalam Negeri memposting sebuah gambar yang meniru pemasaran untuk serial Halo. “Finishing this fight,” cuit akun resmi lembaga tersebut—merujuk pada tagline Halo 3—bersama dengan gambar berteks “Destroy the Flood” yang ditempelkan pada gambaran buram supersoldier dari game itu; The Flood adalah antagonis alien dalam Halo. DHS juga pernah memplesetkan tagline Pokémon “gotta catch ’em all”, bahkan sampai memposting video yang menampilkan agen ICE menghancurkan properti dan menangkapi orang, diselipkan dengan lagu pembuka acara tersebut.
Seorang juru bicara sebelumnya memberitahu The Hill bahwa DHS “akan menjangkau orang di mana pun mereka berada dengan konten yang dapat mereka kaitkan dan pahami, baik itu Halo, Pokémon, The Lord of The Rings, atau media lainnya.” Namun, sementara gerakan seperti Gamergate memperjualbelikan pelecehan, kebencian, dan eksklusi, tujuan New Save Collective adalah untuk menumbuhkan komunitas yang baik, autentik, dan berorientasi pada berbuat kebaikan.
“Kebanyakan dari kami adalah imigran, atau anak-anak imigran, atau anak-anak pengungsi,” kata seorang organisator yang menggunakan nama daring PitaBreadFace. (Organisator tersebut meminta WIRED untuk tidak menggunakan namanya karena alasan keamanan.) “Kami berada di sini pada tahap iklim politik ini untuk membangun rasa memiliki, tetapi juga menggerakkan orang menuju tujuan bersama yang sepertinya sangat didambakan semua orang.”