Sebuah penjelasan lilin yang mendalam sedang dalam proses, tetapi sementara itu, berikut adalah beberapa informasi yang membantu.
Bahan-bahan lilin: Ada beberapa bahan populer untuk lilin, termasuk lilin kedelai, lilin parafin, lilin sayuran, lilin kelapa, dan beberapa lainnya. Parafin dapat menyimpan aroma dengan baik; lilin kedelai bertahan lama; lilin kelapa memiliki titik leleh yang tinggi. Kadang-kadang lilin dibuat dengan campuran jenis lilin. Namun, Anda harus berhati-hati terhadap satu bahan yang dipasarkan sebagai lebih berkelanjutan daripada yang lain. Produk kelapa berkontribusi pada deforestasi, tetapi kedelai tidak selalu berkelanjutan jika tanaman ditanam di lahan-lahan yang satu tanaman. Pada akhirnya, sulit untuk menentukan apakah lilin benar-benar dibuat secara berkelanjutan. Memperhatikan wadah yang akan Anda gunakan kembali, kemasan minimal, atau merek yang mendonasikan pendapatan untuk upaya lingkungan dapat membantu.
Tips lilin: Pertama kali Anda membakar lilin, Anda menetapkan “memori” lilin. Jika Anda membiarkannya terbakar hanya sebentar, dan seluruh permukaan atas lilin tidak meleleh, ini menetapkan bentuk dasar lilin yang dapat menyebabkan terowongan. Pastikan Anda membakar lilin dengan rata untuk menghindari terowongan. Jika Anda mengalami terowongan, Anda dapat membungkus kertas aluminium di sekitar lilin saat sedang menyala atau menggunakan pengering rambut untuk membantu melembutkan lilin di sekitar yang belum meleleh, tetapi menurut saya jauh lebih mudah untuk menghindarinya dari awal.
Keselamatan lilin: Jangan pernah meninggalkan lilin yang sedang menyala tanpa pengawasan. Pastikan lilin benar-benar padam sebelum pergi. Potong sumbu lilin Anda menjadi sekitar seperempat inci. Jauhkan lilin dari bahan yang mudah terbakar (seperti tirai atau rambut) dan jangan membakarnya di ruangan berangin. Pastikan mereka di luar jangkauan hewan peliharaan dan anak-anak. Jangan membakar lilin selama lebih dari beberapa jam sekali.