Wol: Topper kasur wol organik diisi dengan batting wol. Batting ini (biasanya) berupa lembaran wol yang datar dan tidak bergeser di dalam sarungnya, bahkan saat Anda berguling-guling di atasnya. Kadang di-quilt antara kain, kadang tidak. Wol menjadi topper yang sangat baik karena sifat termoregulasi alaminya; wol bisa membuat Anda hangat di musim dingin dan sejuk di musim panas. Ajaib, kan? Wol juga umumnya non-alergen dan tahan tungau debu, menjadikannya pilihan bagus untuk yang khawatir tentang alergen. Wol tidak mengikuti bentuk tubuh seperti lateks, tapi tetap punya sedikit kelenturan. Dari pengujian saya, wol nyaman, biasanya cukup lembut, dan sangat breathable, tapi tidak selembut bulu angsa. Perbedaan utama antara topper kasur wol adalah jumlah wol dan cara pembuatannya.
Lateks: Lateks alami adalah bahan buatan yang berasal dari pohon karet (lateks sintetis adalah busa dari polimerisasi minyak bumi). Lateks alami belum tentu organik (lateks sintetis pasti tidak organik), jadi perhatikan label saat membeli topper lateks. Selain itu, Anda akan sering melihat istilah Talalay dan Dunlop. Ini adalah dua metode mengolah getah karet menjadi lateks.
Lateks Dunlop: Metode pengolahan yang lebih tua, Dunlop cenderung menghasilkan lateks yang lebih padat dan kurang breathable, meski ini tergantung produsen.
Lateks Talalay: Proses yang jauh lebih kompleks, Talalay menghasilkan lateks lebih lembut dan breathable, meski kembali lagi, tingkat kelembutan/kepadatan topper bervariasi antar produsen. Secara umum, jika Anda ingin topper yang padat dan sangat menopang, carilah Dunlop. Jika lebih suka topper lembut dan mewah (seperti memory foam tapi tidak selembut itu), Talalay pilihannya.
Alpaka: Wol alpaka diambil dari alpaka. Mirip wol merino, alpaka adalah isolator yang sangat baik dan memiliki banyak sifat termoregulasi serupa.